Pengunjung yang baik selalu meninggalkan komen yang bermutu, sharing blog ini ke sosial media, dan meletakkan link-nya! Mari budayakan bertukar link dan e-Halo.

Senin, 14 Mei 2012

INTEGRITAS, Sudahkan Kita Memilikinya ?


Terkadang atau bahkan seringkali kita jumpai dan kita amati sebagian orang di sekeliling kita, didapati ketidakselarasan antara kata-kata yang terucap dengan perilaku yang  ditampilkan. Ibarat seorang pelakon wayang yang sedang beraksi di atas panggung SANDIWARA. Dengan lenggak lenggok lidah menari-nari diiringi gerak tangan gemulai memainkan sebuah perannya.

Perhatikanlah dengan seksama dan gunakan KEPEKAAN HATI,  kesesuaian irama suara, gerak tubuh, dan ekspresi wajah kadang, sering atau selalu tidak menunjukkan keterikatan jiwa dengan raga.
Itulah kenyataan yang mungkin kita temui keseharian entah sang pelakon orang lain atau diri kita sendiri entah di sekitar lingkungan maupun dalam pekerjaan entah dengan suami, anak, istri, teman, sahabat, rekan kerja, atasan, bawahan, tetangga.

Bahkan yang sangat menyedihkan pada kenyataannya, kita mendapati sebagian orang yang katanya memiliki PEKERJAAN MULIA menebarkan ILMU PENGETAHUAN, AKHLAK MULIA, dan kemampuan-kemampuan, yang mengajarkan bagaimana melakukan NILAI NILAI KEBAJIKAN, bagaimana berpikir selalu positif terhadap orang lain, bagaimana mengerti orang lain dahulu barulah dimengerti, bagaiman bersikap tidak reaktif, berpikir orang lain menang saya menang, bagaimana memotivasi orang lain, dan segudang prinsip-prinsip kebaikan dan kebenaran yang hakiki serta ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat lainnya, apa yang terjadi?
APA YANG DILAKUKAN DENGAN APA YANG DIAJARKAN SANGAT BERTOLAK BELAKANG.
Ironis sekali, bukan!

Meski banyak orang tak menyadarinya, namun mereka seakan lupa secara perlahan-lahan orang mulai menyadari kekeliruannya bahwa mereka bukanlah sosok tauladan yang mesti ditiru. Keasyikan melakukan ketidaksesuian antara perkataan dan perbuataan secara tidak sadar membuat lubang menganga perlahan-lahan yang suatu saat akan menyeret tubuh mereka ke dalamnya. Tak mengherankan apabila buah yang kita petik saat ini adalah hasil dari benih yang kita tanam dahulu, karena memang dalam kehidupan SEMUA SELALU BERHUBUNGAN!


Jadi, renungkan kembali tindakan-tindakan di masa lalu yang turut andil dalam proses pembuahan. Sebenarnya bukan siraman kata-kata manis dan penyejuk jiwa saja yang sering dilantunkan dan kita perlukan, melainkan kita butuh sebuah pijakan kuat  untuk mereka memperbaiki diri dengan melihat sosok tauladan yang ingin kita contoh. Bagaimana mungkin kita mengikuti apa yang mereka himbau bila tindakan mereka tidak merefleksikan ucapan baik yang mereka sampaikan.

Setiap orang perlu membangun sebuah INTEGRITAS dalam dirinya, agar dikemudian hari akan memampukan dan menularkan INTEGRITAS ke dalam keluarga, kelompok, komunitas, organisasi, dan lingkungan dimana berada. Dengan memulai untuk senantiasa bersikap apa adanya,
JUJUR, dan BERANI berbicara sesuai kenyataan. DISIPLIN serta senantiasa untuk MENEPATI JANJI atau melakukan apa yang dijanjikan dan bersikap KONSISTEN dalam arti MENYATUKAN KATA dengan PERBUATAN.


Belajalah untuk bersikap demikian dengan berupaya dan senantiasa berjalan dengan KONSISTEN agar tidak terjebak ke dalam jurang KEMUNAFIKANyang acapkali banyak melukai hati banyak orang, karena INTEGRITAS adalah musuh kemunafikan, atau sebaliknya. Layaknya menentukan sebuah arah perjalanan, kita tidak dapat memilih ke utara dengan selatan secara bersamaan.

Sebenarnya tidaklah sukar untuk berdamai dengan INTEGRITAS karena ia adalah salah satu watak terpuji, sebaliknya MUNAFIK adalah salah satu
Watak tercela; MUNAFIK sama dengan PENGECUT!!! Yang sukar adalah bagaimana mendemonstrasikan WATAK TERPUJI secara konsisten dalam seluruh aspek kehidupan. Seperti halnya pohon kebenaran agar dapat tumbuh kuat dan berbuah lebat, ia harus tumbuh di tanah kebenaran pula. Maka ia akan
kokoh tak tergoyahkan oleh  amukan badai yang coba-coba menumbangkannya.


Demikian pula dengan kita, agar kebenaran terpancar dari tindakan dan ucapan kita, ia harus tumbuh dalam pikiran dan hati kebenaran pula. Maka kita akan memiliki pijakan dan kuda-kuda yang kokoh dalam menghadapi godaan yang coba-coba meruntuhkan kebenaran kita. Itulah KRISTAL HATI yang bernama INTEGRITAS, yang mengalir selalu bermula dan bemuara pada kebenaran,
karena  "INTEGRITAS kita adalah HARTA yang terbesar dalam hidup kita.  Kita harus menjaganya, karena tidak ada toko yang menjual atau bengkel yang sanggup  memperbaiki jika terjadi kerusakan." 

(by Mohamad Yunus “yang masih terus belajar
bagaimana memiliki sebuah INTEGRITAS”)


Have a positive day!
Salam,
Mohamad “Bear” Yunus

2 komentar: