Pengunjung yang baik selalu meninggalkan komen yang bermutu, sharing blog ini ke sosial media, dan meletakkan link-nya! Mari budayakan bertukar link dan e-Halo.

Selasa, 27 Desember 2011

Trip to Monggak


By : Lukman Hakim, my friend who never flee in battle, my friend to the death.

Assalamu'alaikum WrWb

Kawan ... ijinkan di pagi yang sedang beranjak ini saya berbagi kisah untuk sebuah perjalanan yang cukup menguras tenaga dan emosi. Monggak ... mungkin sedikit kita yang pernah mendengar kata ini, namun saya yakin .. banyak dari kita tidak terbersit sekalipun sebelumnya sampai kata "Monggak" ini muncul di hadapan kita pagi ini.

Adalah kekuasaan Allah SWT yang akhirnya bisa menggerakkan kaki ini melangkah ke sebuah tempat dimana hingar bingar Batam Metropolitan nyaris tak terdengar di perkampungan yang terletak di bagian ujung Pulau Rempang ini.

Berawal dari Meeting Point di sebuah kawasan perbelanjaan mewah di Batam, sembari menunggu kedatangan teman, saya sempatkan untuk selami kehidupan modern yang penuh dengan gemerlap surga duniawi. Tak terlintas sedikitpun dalam benak saya .. beberapa jam setelahnya akan menjumpai suatu kehidupan yang sungguh 180 derajat berbeda, kehidupan yang penuh dengan ketenangan, kehidupan yang sarat dengan kearifan dan kemuliaan.

"Teguran" pertama berawal dari kesaksian saya sendiri, disaat saya sedang menikmati "kejahatan dunia modern" terlihat dua orang ibu paruh baya dengan dandanan yang jauh dari kesan modern dengan sikap yang ragu-ragu mencoba untuk mendekat sebuah toko elektronik. Entah apa yang ada dalam fikiran mereka berdua, akan tetapi yang nampak dari paras wajahnya yang lusuh tersirat sebuah keinginan yang besar untuk memiliki sebuah perangkat elektronik yang mereka perbincangkan. akan tetapi “ketidakmampuan” telah membelenggu impiannya, bahkan untuk hanya sekedar masuk ke toko pun tidak mempunyai “keberanian”. Sesaat kemudian satu dari mereka menghampiri saya, ucapan polos meluncur dari mulutnya “…. Pak, apa boleh orang seperti saya masuk dan kredit barang dari toko itu ?..”

Kawan .. sangatlah ringan bagi kita untuk  melangkahkan kaki kita ke mall, tidak berat bagi kita hanya sekedar melihat atau bahkan iseng-iseng untuk memegang dan menawar barang-barang yang ada di etalase sebuah gerai di kawasan perdagangan modern, atau bahkan sebagian dari kita itu bukanlah perkara yang susah untuk bisa memboyongnya ke rumah kita. Hanya beberapa meter dari lancangnya saya berdiri, saya mendapatkan tamparan keras mengenai pusat kalbu ini ...

“Teguran” kedua. Teman yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Sebenarnya ada misi khusus dalam pertemuan kali ini, dimana saya dititipkan sebuah amanah untuk disampaikan kepada teman yang saya tunggu tadi. Singkat cerita, amanah tersebut saya serahkan sepenuhnya. Dengan mata kepala saya sendiri, saya menyaksikan bahwa hal itu merupakan anugerah luar biasa yang memang sangat ditunggu-tunggu oleh teman saya. Namun .. apa yang terjadi, dengan hati polosnya yang tersirat juga dari mimiknya mengalir sebuah kata-kata “…. tidak seharusnya semua ini bisa saya terima, saya menyaksikan ada sebuah kondisi yang sekiranya akan lebih adil apabila mereka juga mendapatkan sebagian dari karunia ini…”

Kawan … berbagi dalam masa lengang adalah suatu kewajiban bagi setiap kita, namun tidak sedikit dari kita sering “melupakan” segala kenikmatan yang ada pada diri kita… sehingga sering pula kita menganggap “wajar” bahwa anugerah yang telah Allah SWT kucurkan kepada kita karena merupakan kerja keras kita .. yang akhirnya tidak jarang pula kita melupakan kewajiban untuk berbagi dengan yang membutuhkan. Namun kawan … berbagi di saat yang sempit .. adalah hal yang luaarr biasaa !!!

“Teguran” ketiga. Pukul 13.00 WIB, ditengah cuaca yang lumayan bersahabat merupakan tantangan yang berat bagi perut saya untuk menahan rasa haus dan lapar. Kami putuskan untuk “memilih” tempat makan di salah satu pojok di pusat perbelanjaan. Saya memesan menu yang ditawarkan. Salah satu dari teman saya tidak memesan apapun baik makan dan minuman. Saya tersadar bahwa ini hari kamis, hari dimana di dalam keyakinan saya hari yang dimuliakan untuk berpuasa sunnah. Allahu Akbar .. sungguh malunya hati ini untuk menerima toleransi tertinggi yang harus saya bayar dengan “kekurangajaran” rasa lapar.

Kawan … kali ini saya diajarkan akan begitu tingginya arti sebuah nilai pertemanan dan tenggang rasa yang sungguh agung. Terima kasih teman, telah mengajarkan kepada saya akan sebuah arti kesabaran, keteguhan hati dan ketulusan jiwa.

Wassalam

Next ..
Trip to Monggak – Perjalanan Melembutkan Hati (2)
 (semoga berlanjut yaa .. )

Sikap Kita Saat Melihat Orang Lain Berhasil


Apa yang terpikir di benak anda ketika melihat orang lain memperoleh keberhasilan,
entah itu adalah istri atau suami, sahabat, sanak saudara, rekan kerja, atasan atau
bawahan, partner usaha atau bahkan kompetitor atau orang tidak kita sukai sekalipun
dan sebaliknya ?

Bisa jadi diantara kita akan merasakan kebahagiaan yang mengalir mengalir begitu saja
tanpa aral diiringi ungkapan selamat dan pujian yang keluar dari mulut ketika telinga
ketulusan hati mendengar keberhasilan dan kebaikan yang diperoleh orang lain entah
istri, suami, kawan, sahabat, tetangga, rekan kerja, bawahan, atasan, atau siapapun
dan bahkan pada orang yang pernah menyakiti kita. Mestinya kondisi ini secara tidak
langsung membuat kita lebih semangat dan terpacu untuk mempelajari rahasia 
keberhasilan tersebut darinya tak pernah surut dan sebaliknya menjadi semakin besar.
Bisa jadi memang, ia memili kiat yang jitu dan efektif untuk mencapai keberhasilan yang
diinginkannya. Dan mungkin saja kita tidak tahu dengan pasti apa saja dipersiapkankannya,
cara-cara yang digunakan, sikap fleksibelnya saat menemui kegagalan, bagaimana dia
membangun hubungan yang baik dengan orang-orang yang secara langsung dan tidak
langsung membantunya memudahkan jalan tiap langkah kaki menaiki anak tangga
keberhasilan.

Di sisi lain, Ketidakmampuan kita untuk menerima keberhasilan tersebut akan membuat
kata yang terucap menjadi sindiran bahkan cemoohan yang menganggap keberhasilan
tersebut tidak layak diperolehnya sehingga memunculkan rasa curiga, iri dengki, keculasan
hati yang merupakan bentuk refleksi diri atas sikap cemburu dan kesangsian hati kita
menerima keberhasilan orang lain. Bahkan terkadang sikap cemburu kita membuat kita
tidak mampu untuk berpikir jernih dan melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji dan
jauh dari nalar manusia.

Ketulusan hati dengan sendirinya akan memancarkan sinar cerah keseluruh pori-pori
wajah, sebaliknya keculasan hati menutupi sinar cerah yang hendak keluar melalui pori-
pori. Jadi, meski dibungkus dengan senyuman terbaik manapun takkan sanggup
menepis hawa busuk yang menghiasinya. Sedangkan bagi ketulusan hati, tak perlu
bersusah payah meredam kebahagian hati karena kalimat apapun yang terucap dan
bahasa tubuh yang digerakan akan terlihat harmonis.

Karena kedamaian hati akan mendiami jiwa yang bersih sedangkan keresahan hati akan
mendiami jiwa yang kotor. (Mohamad Yunus)
Have a positive day!


Salam,
Mohamad “Bear” Yunus
"Body and Mind are ONE"
__._,_.___

Gelombang Otak


Otak kita setiap saat menghasilkan impuls-impuls listrik. Aliran listrik ini, yang lebih  dikenal sebagai gelombang otak, diukur dengan dua cara yaitu amplitudo dan frekuensi Amplitudo adalah besarnya daya impuls listrik yang diukur dalam satuan micro volt. Frekuensi adalah kecepatan emisi listrik yang diukur dalam cycle per detik, atau hertz Frekuensi impuls menentukan jenis gelombang otak yaitu beta alfa, theta, dan delta Jenis atau kombinasi dan jenis gelombang otak menentukan kondisi kesadaran pada suatu Saat.
Pandangan keliru yang selama ini ada dalam benak banyak orang adalah otak hanya menghasilkan satu jenis gelombang pada suatu saat. Saat kita aktif berpikir kita berada pada gelombang beta. Kalau kita rileks kita berada di alfa. Kalau sedang ngelamun, kita di theta. Dan, kalau tidur lelap kita berada di delta. Pandangan itu salah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada suatu saat, pada umumnya, otak kita menghasilkan empat Jenis gelombang secara bersamaan, namun dengan kadar yang berbeda. Dalam kondisi tertentu, misalnya meditasi, kita dapat secara sadar  mengatur jenis gelombang otak mana yang ingin kita hasilkan.

Pola Gelombang Otak

Setiap orang punya pola gelombang otak yang unik dan selalu konsisten. Keunikan itu tampak pada komposisi ke empat jenis gelombang pada saat tertentu. Komposisi gelombang otak itu menentukan tingkat kesadaran seseorang. Meskipun pola gelombang otak ini unik, tidak berarti akan selalu sama sepanjang waktu. Kita dapat secara sadar, dengan teknik tertentu, mengembangkan komposisi gelombang otak agar bermanfaat bagi diri kita.

Beta
Beta adalah gelombang otak yang frekuensinya paling tinggi. Beta dihasilkan oleh proses berpikir secara sadar. Beta terbagi menjadi tiga bagian, yaitu beta rendah 12-15 Hz, beta 16-20 Hz, dan beta tinggi 21-40 Hz. Kita menggunakan beta untuk berpikir, berinteraksi, dan menjalani kehidupan sehari-hari.
Meskipun beta sering kali “menghilang” saat kita memfokuskan pikiran, beta tetap dibutuhkan agar kita dapat menyadari dan ia di luar diri kita. Bersama dengan gelombang lainnya, beta sangat dibutuhkan dalam proses kreatif. Tanpa beta, semua kreativitas yang merupakan hasil pikiran bawah sadar akan tetap terkunci di bawah sadar, tanpa bisa terangkat ke permukaan dan disadari oleh pikiran.
Walaupun beta merupakan satu komponen yang sangat penting dan kondisi kesadaran kita, bila kita beroperasi semata-mata hanya dengan jenis gelombang ini, tanpa didukung oleh frekuensi yang lebih rendah, maka akan menghasilkan satu kehidupan yang dipenuhi dengan kekhawatiran, ketegangan, dan proses berpikir yang tidak fokus.

Alfa
Alfa adalah jenis gelombang yang frekuensinya sedikit lebih lambat dibandingkan beta, yaitu 8-12 Hz. Alfa berhubungan dengan kondisi pikiran yang rileks dan santai. Dalam kondisi alfa, pikiran dapat melihat gambaran mental secara sangat jelas dan dapat merasakan sensasi dengan lima indra dan apa yang terjadi atau dilihat dalam pikiran. Alfa adalah pintu gerbang bawah sadar.
Pada tahun 60-an dan 70-an, alfa sangat populer dan diklaim sebagai gelombang otak paling penting, yang merupakan kunci untuk mencapai kesadaran yang lebih tinggi. Penelitian dengan menggunakan mind technology modern yang dilakukan oleh banyak pakar terkemuka, antara lain Maxwell Cade dan Anna Wise, membuktikan, bahwa alfa bukanlah jenis gelombang terpenting.
Manfaat alfa yang utama dan paling penting adalah Sebagai jembatan penghubung antara pikiran sadar dan bawah sadar. Alfa memungkinkan kita untuk menyadari keberadaan mimpi dan keadaan meditasi terdalam yang kita capai. Tanpa alfa, kita tidak akan dapat mengingat mimpi atau dan ia meditasi yang sangat dalam saat kita terbangun atau selesai bermeditasi.

Theta
Theta adalah gelombang otak, pada kisaran frekuensi 4-8 Hz, yang dihasilkan oleh pikiran bawah sadar (subconsciaus mind). Theta muncul saat kita bermimpi dan saat terjadi REM (rapid eye movement). Pikiran bawah sadar menyimpan memori jangka panjang kita dan juga merupakan gudang inspirasi kreatif. Selain itu, pikiran bawah sadar juga menyimpan materi yang berasal dan kreativitas yang ditekan atau tidak diberi kesempatan untuk muncul ke permukaan dan materi psikologis yang ditekan. Meskipun kita dapat masuk ke theta dan mengakses berbagai materi yang tersimpan di sana, bila tidak dibantu dengan gelombang alfa dan beta, semua materi itu tidak dapat dikenali oleh pikiran sadar. Semua materi yang berhubungan dengan emosi, baik itu emosi positif maupun negatif, tersimpan dalam pikiran bawah sadar. Emosi-emosi negatif yang tidak terotasi dengan baik, setelah masuk ke pikiran bawah sadar, akhirnya menjadi beban psikologis yang menghambat kemajuan diri seseorang.
Bila kita berhasil masuk ke kondisi theta, kita akan mengalami kondisi meditatif yang sangat dalam. Semua pengalaman meditatif yang selama ini dicari oleh orang yang melakukan praktik meditasi, misalnya keheningan, ketenangan, kedalaman, dan puncak kebahagiaan, dirasakan di dalam theta. Theta adalah “puncak” di dalam “pengalaman puncak”. Saat komponen gelombang lainnya berada dalam takaran yang pas, bersama dengan theta, kita dapat merasakan pengalaman “ah-ha”. Saat kita ingin mengobati dan menyembuhkan tubuh atau pikiran, kita harus masuk ke theta agar dapat mencapai hasil maksimal.

Delta
Delta adalah gelombang otak yang paling lambat, pada kisaran frekuensi 0,1-4 Hz, dan merupakan frekuensi dan pikiran nirsadar (unconsciaus mind). Pada saat kita tidur lelap, otak hanya menghasilkan gelombang delta agar kita dapat istirahat dan memulihkan kondisi fisik. Pada orang tertentu, saat dalam kondisi sadar, delta dapat muncul bersama dengan gelombang lainnya. Dalam keadaan itu, delta bertindak sebagai “radar’ yang mendasari kerja intuisi, empati, dan tindakan yang bersifat insting. Delta juga memberikan kebijakan dengan level kesadaran psikis yang sangat dalam.
Gelombang delta sering tampak dalam diri orang yang profesinya bertujuan membantu orang lain. Orang yang perlu memahami kondisi mental, psikologis, atau emosi orang lain. Orang yang berprofesi sebagai “penyembuh” dan orang yang sangat mengerti orang lain biasanya mempunyai gelombang delta dalam kadar yang tinggi. Delta muncul tidak hanya saat kita memperhatikan orang lain, namun juga muncul saat kita berusaha mengerti ide atau konsep, objek atau seni, atau apa saja yang membutuhkan kesadaran nirsadar yang dalam.
Delta juga disebut dengan orienting response karena berfungsi mengarahkan kita dalam hal waktu dan ruang. Delta berfungsi sebagai sistem peringatan dini untuk merasakan adanya ancaman atau bahaya. Delta memungkinkan kita untuk “melihat” informasi yang tidak dapat ditangkap oleh pikiran sadar. Dari sudut pandang negatif, delta juga dapat digunakan untuk kondisi berhati-hati yang berlebihan (hypervigilance). Sikap hati-hati yang berlebihan, atau lebih tepat disebut dengan kepekaan, berguna untuk anak yang mengalami abuse untuk memastikan kondisi emosi orangtuanya. Dari pengamatannya, anak itu akan tahu apakah orangtuanya akan memukul atau menghukum dirinya. Masalah akan timbul bila anak bertumbuh dengan delta yang berlebihan dan secara terus-menerus “membaca” kondisi emosi di lingkungan sekitarnya dan berusaha mengendalikan kondisi ini demi keselamatan hidupnya.
Orang dewasa yang terlalu peka, sebagai hasil dan mengembangkan sikap berhati-hati secara berlebihan sejak kecil dapat secara positif mengarahkan kepekaannya ini pada kemampuan persepsi psikis dan penyembuhan. Hal itu dapat dicapai karena radar delta yang telah sangat berkembang dalam dirinya. Delta juga dihubungkan dengan konsep collective unconsciaus.

Gelombang beta, alfa theta, dan delta adalah komponen pembentuk kesadaran kita. Keempat gelombang itu beropenasi dalam satu jalinan komposisi rumit yang menentukan kondisi kesadaran kita dalam suatu saat.

Semoga Bermanfaat
Have a positive day!
Salam,
Mohamad Yunus CPHR Cht MNLP 
"You create your own reality"

__._,_.___

CUKUP ITU BERAPA?

Cukup” and Yesterday, Today, and Tomorrow 



Kata yang paling șϋƖĩτ diucapkan oleh manusia
barangkali adalah kata "ƈϋκϋρ"

Kapankah kita bisa βέяκατα ƈϋκϋρ?

• Hampir semua pegawai   merasa gajinya belum βϊșα    dikatakan sepadan dengan kerja kerasnya.
• Pengusaha hampir selalu merasa pendapatan   perusahaannya masih  dibawah target.
• Istri mengeluh suaminya  kurang perhatian.
• Suami berpendapat istrinya kurang pengertian.
• Anak – anak menganggap orang tuanya kurang murah hati.
• Semua merasa kurang&kurang.

Kapankah kita bisa βέяκατα ƈϋκϋρ?

ƇϋΚϋP ΒϋΚΑηƖΆН   
SOAL BERAPA JUMLAHNYA

- Cukup persoalan
     kepuasan hati
        - Cukup hanya bisa
            diucapkan oleh orang
                yg bisa mensyukuri

      τϊđακ ρέяЇϋ τακϋτ  βέяκατα ƈϋκϋρ

     Mengucapkan kata cukup:
        bukan berarti
           kita berhenti
              berusaha & berkarya.

                  "Ƈϋκϋρ"  ϳαηƍαη diartikan sebagai
           kondisi stagnasi
                  mandeg
             berpuas diri.

   Mengucapkan kata cukup:
    - membuat kita melihat
               apa Ɣαηƍ
                τ έ Ɩ α н
           Κίτά  τέяϊмα
    - bukan
               apa Ɣαηƍ
               β έ Ї ϋ м
         κίτά đαρατκάή

ϳαηƍαη biarkan  kerakusan manusia  membuat kita sulit
            berkata cukup.

  Belajarlah mencukupkan diri:
                   dengan
              apa yang ada
              pada diri kita
                 нαяϊ  ϊηϊ

     maka kita akan menjadi
   manusia yang berbahagia

    Belajarlah untuk berkata
             "Ƈ ϋ κ ϋ p"

Today is the tomorrow I worried about yesterday
And today was such a lovely day,
that I wondered why I worried about today yesterday
So today I am not going to worry about tomorrow
There may not be a tomorrow anyway
So today I am going to live as if there is no tomorrow
And I am going to forget about yesterday.

Today is the tomorrow I planned for yesterday
And nearly all my plans for today did not plan out the way I thought they would yesterday
So today I am forgetting about tomorrow and I will plan for today
But not too strenuously

Today I will stop to smell a rose
I will tell a loved one how much I love her
I will stop planning for tomorrow and plan to make today the best day of my life.

Today is the tomorrow I was afraid of yesterday
And today was nothing to be afraid of
So today I will banish fear of the unknown
I will embrace the unknown as a learning experience full of exciting opportunities
Today, unlike yesterday I will not fear tomorrow.

Today is the tomorrow I dreamed about yesterday
And some of the dreams I dreamt about yesterday came true today
So today I am going to continue dreaming about tomorrow
And perhaps more of the dreams I dream today will come true tomorrow.

Today is the tomorrow I set goals for yesterday
And I reached some of those goals today
So today I am going to set slightly higher goals for today and tomorrow
And if tomorrow turns out to be like today
I will certainly reach all of my goals one day!
 
Have a positive day!
Salam
Mohamad Yunus
HRD Mgr of Pharmaceutical Company
Co-Founder, Moderator dan Inspirator - Inspirasi Indonesia
Licensed NLP Master Practitioner License of NLP Society Dr. Richard Bandler
Certified Hypnosis and Hypnotherapy
7 Habits of Highly Effective People Facilitator
Life Coach & Therapist
 “The MAP is Not The Territory”

Menuju Kesempurnaan Diri


Hore, Hari Baru! Teman-teman.
 
Katanya, manusia itu mahluk sempurna ya? Apakah kesempurnaan itu sudah kita warisi sejak lahir atau baru sekedar ‘potensi’ untuk sempurna? Faktanya, tidak ada manusia yang langsung hebat begitu dia lahir. Jadi, pastilah kesempurnaan manusia itu harus diperjuangkan. Begantung nilai perjuangannya; ada manusia yang semakin mendekati kesempurnaan diri, dan ada juga yang begitu-begitu saja. Lantas, bagaimana caranya supaya kita bisa semakin dekat kepada kesempurnaan itu?
 
Kesempurnaan itu dibangun dari elemen-elemen kecil berupa kualitas pribadi kita. Semakin banyak elemen yang bisa kita perbaiki, semakin dekat kita kepada kesempurnaan diri. Saya merangkum 5 cara yang bisa Anda tempuh untuk memperindah elemen-elemen diri itu. Berikut ini ulasannya. 
 
1.      Adu kualitas kerja dengan kualitas diri.
 
Kualitas kerja seseorang mewakili kualitas pribadinya. Cek apakah kualitas kerja Anda sudah sama dengan kualitas pribadi Anda. Jika sudah sama; maka Anda sudah mencapai setengah jalan menuju diri Anda yang sesungguhnya. Setengahnya lagi apa? Belajar lagi sesuatu untuk meningkatkan kualitas diri Anda sedikit lagi. Lalu, adu lagi hasil kerja Anda, dan seterusnya.
 
2.      Adu jumlah waktu tersia-siakan dengan waktu produktif.
 Waktu Anda hari ini, berbeda dengan waktu yang sudah berlalu. Sedangkan waktu yang disia-siakan sama sekali tidak meningkatkan nilai diri Anda. Coba periksa kembali, mana yang lebih banyak; waktu produktif Anda atau waktu yang Anda sia-siakan. Pastikan, bahwa waktu yang berharga itu mendukung proses penyempurnaan kapasitas diri Anda.
 
3.      Adu gengsi dengan mawas diri.
Gengsi ditandai dengan keengganan untuk mengakui kelemahan yang kita memiliki. Tersinggung jika ada orang yang menunjukkan kelemahan itu. Membela diri atau mencari pembenaran, meskipun hati kecil mengakuinya. Jika Anda selalu mawas diri, terbuka terhadap kritikan dan masukan, lalu melakukan perbaikan demi perbaikan; maka semakin hari, Anda menjadi semakin baik. 
 
4.      Adu kesombongan dengan kerendahan hati.
 Orang yang sombong itu tidak mau belajar dari orang lain yang derajatnya dinilai lebih rendah. Sekalipun orang yang dipandang rendah itu memiliki keluasan ilmu dan hikmah, jika Anda sombong tidak bisa mengambil pelajaran apapun. Sebaliknya kerendahan hati menuntun Anda untuk belajar dari siapapun sehingga semakin hari, pengetahuan dan keterampilan Anda menjadi semakin tinggi. Selalu ada peluang untuk meningkatkan kapasitas diri bagi mereka yang rendah hati.
 
5.      Adu kebatilan dengan ketakwaan.
Ingatlah bahwa tujuan akhir dari kehidupan kita adalah kembali kepada Tuhan. Sempurna atau tidaknya seseorang pada akhirnya akan ditentukan oleh penilaian yang Tuhan berikan. Sedangkan dimata Tuhan, manusia itu sama kecuali nilai takwanya. Artinya, seberapa patuh dia kepada perintah Tuhannya. Apakah perintah Tuhan itu? Menghindari perbuatan buruk, dan mengerjakan amal saleh. Jika manusia sudah mampu memenuhi perintah Tuhan itu, maka dia telah berhasil mencapai kesempurnaan dirinya.
 
Kesempurnaan bukan berarti tidak memiliki kelemahan. Namun, dengan mempraktekkan ke-5 hal diatas, saya yakin kita akan bisa mengimbangi kelemahan yang kita miliki dengan keunggulan yang mumpuni. Dengan begitu, kita akan semakin dekat dengan kesempurnaan insani.
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman  - 5 Mei 2011
Natural Intelligence Contemplator
www.dadangkadarusman.com
 
Catatan Kaki:
Kesempurnaan manusia adalah proses, bukan keadaan. Makanya, meskipun manusia itu mahluk sempurna, tapi tidak ada manusia yang sempurna. 
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain.
Follow DK on Twitter @dangkadarusman

Kamis, 22 Desember 2011

Rahasia Sukses


Ketika saya bangun di pagi hari, saat masih di tempat tidur, saya bertanya pada diri sendiri :

"Apa sih rahasia untuk mencapai  sukses?"

Ternyata saya menemukan jawabannya pada kamar ini.....

AC bilang : Dingin (hati kita harus sabar).
 Atap bilang : Tinggi (harus dengan semangat mencapai yg dicita2kan).
 Jendela bilang : Mari kita lihat jauh ke depan (visioner).
 Jam bilang : Setiap menit adalah harapan.
 Kaca bilang : Sebelum bertindak dan berucap, lihatlah diri sendiri terlebih dahulu (introspeksi). 
 Kalender bilang : Bersyukurlah karena kita masih diberi waktu.
 Pintu bilang : Ayo kita berusaha mencapai apa yg kita inginkan. 

Sukses selalu and Have a brighter Time ahead then..

Have a positive day!

Salam,
Mohamad “Bear” Yunus
“Tanamlah benih kebaikan, dan Anda akan memetik buah hasil kebaikannya kelak”
__._,_.___

10 Perbedaan Bos dan Pemimpin

Seorang BOS menciptakan rasa takut dalam diri anak buahnya Seorang PEMIMPIN membangun kepercayaan

Seorang BOS mengatakan "saya".
Seorang PEMIMPIN mengatakan "kita"

Seorang BOS tahu bagaimana pekerjaan harus dilakukan.
Seorang PEMIMPIN tahu bagaimana suatu karier harus ditempa

Seorang BOS mengandalkan kekuasaan.
Seorang PEMIMPIN mengandalkan kerjasama.

Seorang BOS menyetir
Seorang PEMIMPIN memimpin

Seorang BOS menyalahkan
Seorang PEMIMPIN menyelesaikan masalah dan memperbaiki kesalahan

Seorang BOS menguasai 10% tenaga kerja bermasalah.
Seorang PEMIMPIN menguasai 90% tenaga kerja yang kooperatif.

Seorang BOS menyebabkan dendam bertumbuh.
Seorang PEMIMPIN memupuk antusiasme yang bertumbuh

Seorang BOS menyebabkan pekerjaan menjemukan Seorang PEMIMPIN menyebabkan pekerjaan menyenangkan/menarik

Seorang BOS melihat masalah sebagai musibah yang akan menghancurkan perusahaan Seorang PEMIMPIN melihat masalah sebagai kesempatan yang dapat diatasi staff yang bersatu padu, dan berubah menjadi pertumbuhan.


Sukses selalu and Have a brighter Time ahead then..

Have a positive day!

Salam,
Mohamad “Bear” Yunus
“Tanamlah benih kebaikan, dan Anda akan memetik buah hasil kebaikannya kelak”
__._,_.___

Yang Manakah Tipe2 Pemimpin di Sekitar Anda ?


Ada beberapa tipe pemimpin yang saya ketahui dan saya alami ………………..

1. Pemimpin yang pintar tapi malas
Pemimpin  adalah pemimpin yang sebenarnya sangat handal karena dia tahu bagaimana memecahkan semua masalah dan memberi solusi yang luar biasa bagus. Sayangnya kelemahan yaitu malas, dalam arti dia hanya bisa menuruh bawahannya untuk melakukan semua tugasnya. Nah kalau asistennya ada masalah barulah dia mau turun tangan. Tipe pemimpin semacam ini kurang disukai oleh bawahannya karena kurang bisa dekat dengan bawahan serta kurang bisa komunikasi yang baik dengan bawahannya.

2. Pemimpin yang pintar dan gaul
Pemipin model ini selain bisa diandalkan dalam bekerja dan juga bisa dekat dengan bawahan ataupun atasan.  Mereka juga tidak segan2 membagi ilmunya kepada bawahan. Sebenarnya bukan cuma membagi ilmu, tapi juga ada sisi positif buat dirinya…yaitu kalau dia berhalangan dia akan mendelegasikan dan tinggal menyuruh anak buahnya yang melaksanakan tugasnya. Selain itu, mereka juga handal dalam hal memotivasi bawahannya serta baik sebagai motivator. Kekurangan dari tipe ini yaitu sering dianggap sepele sama bawahan karena dia sudah dianggap sebagai teman oleh bawahannya. Selain itu bawahannya bisa jadi bumerang bagi dirinya dikemudian hari karena mereka sudah bisa dan tahu melakukan semua tugasnya. Tapi bukanlah pemimpin kalau tidak tahu bagaimana menangani soal ini bukan??

3. Pemimpin yang pintar, rajin tapi galak
Pemimpin Tipe ini hampir sama seperti jenis yang ke-2 kecuali dalam hal galaknya. Pemimpin ini sering kali langsung meledak kalau ada hal yang tidak benar dimatanya dan lebih sering menggunakan emosi. Tapi pemimpin jenis ini sangat lihai dalam berdiplomasi dan mempertahankan pendapatnya.

4. Pemimpin yang bodoh tapi sok tahu
Ini adalah tipe pemimpin yang amat sangat menyebalkan. Sebenarnya mungkin saja dia itu baik…tapi karena tidak mempunyai people skills dan kemampuannya pun bisa dibilang rendah, maka dia menjadi dibenci sama semua bawahannya. Dia sering kali mencoba untuk menjegal semua orang yang dia rasa sebagai saingannya.

5. Pemimpin Tipe Kolerik
Tipe ini dijuluki dengan sebutan sipengatur.
Kekuatannya : memiliki ego tinggi, sangat rasional, aktif, serba cepat, percaya diri, optimistis, berfokus pada tugas, suka tantangan, senang kompetisi, lugas, punya insiatif, cepat mengambil keputusan, serba senang pada kekuasaan.  Kelemahannya : Suka mengatur dan otoriter, tidak sabar, tidak teliti, tidak suka basa basi, kurang empati.

6. Pemimpin Tipe Sanguinis
Tipe pemimpin ini dijuluki dengan sebutan sipandai bergaul.
Kekuatannya : energik, penuh ide spektakuler, hangat, komunikatif, humoris, berfikiran terbuka, pandai bicara, persuasif, senang bersosialisasi, humoris, berfikiran terbuka, suka menjadi pusat perhatian, suka perubahan, bersikap positif dan toleran. Kelemahannya : banyak bicara, kurang serius, mengangap enteng masalah, tidak detail, tidak sistematik, dan kurang terorganisasi.

7. Pemimpin Tipe Flekmatis
Pemimpin seperti ini  dijuluki dengan sebutan sipemelihara hubungan.
Kekuatannya : berpegang pada status quo, taat pada tradisi dan nilai, berprinsip hidup harmonis, sangaat mengagungkan orientasi, sabar tidak menyukai konflik, mengutamakan hubungan baik, sangat setia, lulus hati, suka rutinitas, stabil, konsisten, senang menolong, menghargai pendapat orang lain. Kelemahannya : lebih pada orang bayak daripada tugas, selalu mencari aman, lambat merespon, menghindari perubahan, kaku bila menghadapi situasi baru, kurang tegas, kurang inisiatif, dan kurang mengasah kreativitasnya.

8. Pemimpin Tipe Melankolis
Pemimpin dengan tipe ini dijuluki dengan sebutan sipemikir yang teliti.
Kekuatannya : konseptor, sangat teratur, terencana, berfokus pada tugas, disiplin, akurat, mengutamakan sistem dan prosedur, suka menganalisis dan merancang sesuatu, detail, kritis, hati-hati, logis, obyektif, dan mengutamakan standar tinggi. Kelemahannya : sulit menugasi dan percaya pada orang lain, lambat mengambil keputusan, sensitif, mudah tersinggung, tertutup, menyimpan perasaan khawatir, dan kurang terbuka.

9. Pemimpin Yang Arogan
Pemimpin seperti ini tipe ini percaya bahwa memotivasi karyawan hanya dapat dilakukan  dengan cara intimidasi, kekerasan dan menebarkan ketakutan. Mereka senang sekali melihat bawahannya merunduk-runduk dan menyembah-nyembah padanya. Atasan ini mustahil mau bersikap manis pada bawahannya.

10. Pemimpin yang Idiot
Pemimpin ini benar-benar bodoh. Tak peduli berapa kali anda berusaha menjelaskannya pada mereka, tapi mereka tetap saja membuat anda menggeleng-gelengkan kepala. Ajukan pada mereka sebuah strategi konyol, mereka pasti akan menyetujuinya. Anda tentu heran bagaimana mereka bisa sampai pada kedudukan ini, bahkan terus mendapatkan promosi. Mengapa? Karena mereka selalu berusaha menyenangkan atasan mereka.

11. Pemimpin Yang Suka Berpolitisi
Tipe pemimpin ini berusaha memanipulasi orang lain sedemikian rupa sehingga setiap orang akan mengatakan apa yang ingin mereka dengar. Selama berminggu-minggu, berbulan-bulan dan bertahun-tahun, mereka terus menyebarkan kebohongan. Sebenarnya mereka ini adalah orang yang lihai memutarbalikkan kenyataan sesuai kemauan mereka. Perhatian mereka tak pernah tertuju pada apa yang baik bagi perusahaan, namun apa yang baik bagi diri mereka sendiri.

12. Pemimpin Seperti Ular
Pemimpin tipe ini suka sekali berkata, "Saya benar-benar mengusahakannya untuk anda." sambil tersenyum manis padahal mereka sama sekali tidak tulus. Mereka pandai sekali memadukan kelicikan seekor ular dengan kemampuan akting aktor peraih Oscar. Ucapan mereka tak bisa dipercaya dan suka mengadu domba serta bermain di air keruh. Seringkali dia merupakan sutradara dari konflik antar karyawan atau kelompok.

13. Pemimpin Yang Workaholic.
Pemimpin tipe ini tidak mempunyai kehidupan. Mereka hidup untuk bekerja. Bahkan bekerja adalah hidup itu sendiri. Bagi mereka, foto keluarga di meja kerja sudah cukup untuk menunjukkan perhatian pada anak-anak dan keluarganya. Mereka suka menentukan deadline yang tidak realitis, menelepon anda di rumah, mengadakan perjalanan dinas di akhir pekan. Memang itulah
teknik-teknik mereka. Sebagian besar bawahan bekerja melebihi jam kerja normal hingga larut malam tanpa adanya pengakuan atau imbalan yang memadai. Kenyataannya semakin banyak pekerjaan yang menjadi tanggung jawab mereka, semakin banyak imbalan yang diberikan pada mereka, namun tak sepeser atau sedikitpun penghargaan diberikan pada bawahannya.

14. Pemimpin Yang  Suka Mempersulit orang lain (prinsip hidup yg disukainya “Kalau bisa dipersulit mengapa mesti dipermudah ! tape dech), Sangat Menyebalkan, Selalu bersikap Subyektif dan Diskriminatif, Selalu Bertindak Tidak Adil, Pendendam, Penjilat, Egois, Tidak Menyukai Kemajuan dan Kelebihan Bawahan, Memiliki lidah setajam pisau.

16. Belum jadi pemimpin
Semua orang bisa jadi pemimpin….tapi tergantung dari orang itu sendiri apakah dia mau atau tidak. Pemimpin itu yang berasal dari turunan hanya 10% dan sisanya adalah melalui proses belajar, pengalaman dan masukan saran dari teman/lingkungan.

KUNCI SUKSES MENJADI PEMIMPIN

Honored, Encourage, Atitude, Reliable, Thoughibul yaitu seorang pemimpin harus dihargai dan dihormati orang lain, bisa memberi motivasi dan inspirasi, sanggup menerima perbedaan, bersedia melayani.
Nah bagaimanakah anda sendiri sebagai pemimpin atau tipe2 apa pemimpin di organisasi atau disekitar Anda ??

Have a positive day!
Salam
Mohamad Yunus

HRD Mgr of Pharmaceutical Company
Co-Founder, Moderator dan Inspirator - Inspirasi Indonesia
NLP Master Practitioner License of Dr. Richard Bandler
Hypnosis and Hypnotherapy Certified
7 Habits of Highly Effective People Facilitator
Life Coach & Therapist



 “The MAP is Not The Territory”

Sabtu, 17 Desember 2011

Filosofi Ikan dan Kolam dalam Dunia Kerja

TKP-nya Gan

Dalam dunia kerja terutama swasta sangat sering dijumpai turn over karyawan (terutama entry level) yang tinggi. Jika ditelaah dari sisi luar sang karyawan mungkin dapat dimungkinkan bisa saja karyawan mempunyai alasan kenapa dia pindah dari tempat bekerjanya.

Alasan itu sangat simpel, hanya 3 alasan yang mungkin, yakni:

1. Gaji yang diberikan terlalu kecil
2. Suasana kerja yang tidak nyaman
3. Sudah tidak ada tantangan.


Namun sebenarnya ada sisi lain yang perlu disimak, yakni tentang motif seorang karyawan dalam bekerja di suatu perusahaan yang dikaitkan dengan fenomena turn over karyawan. Jika diibaratkan ikan adalah karyawan, dan kolam adalah perusahaan tempat bekerja, maka terdapat suatu filosofi yang menarik dalam dunia kerja. Filosofi ini lebih mengarah pada motif tersebut, yakni kenapa ia ingin berpindah perusahaan

Pertama, filosofi yang keliru:
1. Ingin menjadi ikan kecil di kolam besar
Artinya si karyawan memilih perusahaan yang besar dan memberikan fasilitas yang besar, walaupun dia tetap menjadi karyawan level bawah terus, asalkan aman dan terjamin, serta bangga akan statusnya di perusahaan yang besar

2. Ingin menjadi ikan besar di kolam yang kecil
Artinya sang karyawan ingin menjadi “bos” secara instant di perusahaan yang kecil. Jadi tanpa adanya saingan yang kompetitif, ia sudah bisa menjadi minimal sebagai penyelia.

Kedua filosofi tersebut tidak bisa dipungkiri adalah sebagian motif dari tenaga kerja entry level yang suka berpindah-pindah kerja.

Seharusnya, ada motif ketiga bagi tenaga kerja entry level yang baik dalam langkahnya bekerja, atau memilih pekerjaan yakni:
” Menjadi ikan kecil yang akan terus membesar dan kolamnya akan terus membesar karena keberadaannya”

artinya, dia akan menjadi karyawan yang dedikatif yang bekerja keras membangun perusahaannya. Jika alasan ke-tiga ini tidak bisa dilakukan, maka tak ada alasan untuk mempersalahkan sang ikan untuk meloncat ke kolam yang lain

Jika seorang pemilik kolam (baca: pemilik perusahaan) berhasil mendapatkan karyawan bermotif seperti ini, lalu dia mampu menyadari bahwa ikan-ikannya ingin menjadi besar dan meyakinkan bahwa dia bertekad membesarkan ikan dan kolamnya. Maka dapat dipastikan terjadi suatu sinergi yang dahsyat dalam perusahaan itu.

Jadi Bagi sang ikan….luruskan motifmu dan pilihlah kolammu
dan bagi pemilik kolam….rawatlah ikan dan kolammu agar ikan-ikanmu tidak melompat ke kolam sebelah

Quote:
Pesan TS :
Dimana pun kita mendapatkan pekerjaan, jadikanlah pekerjaan itu sebagai HOBI. karena dari HOBI kita akan senang dalam melakukan sesuatu hal apapun. Dan dari situlah kita dapat menyesuaikan ruang lingkup kerja dengan karakter individual kita sendiri. Semoga bermanfaat.

Kisah Pembicaraan Tukang Cukur Yang Menginspirasi

Sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10784789

 Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut dan merapikan brewoknya. Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat.

Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan, dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang TUHAN.

Si tukang cukur bilang,”Saya tidak percaya kalau TUHAN itu ada”.

“Kenapa kamu berkata begitu ?” tanya si konsumen.

“Begini, coba kamu perhatikan di depan sana, di jalanan…. untuk menyadari bahwa TUHAN itu tidak ada”.

“Katakan kepadaku, jika TUHAN itu ada. Adakah yang sakit? Adakah anak-anak terlantar? Adakah yang hidupnya susah?” .

“Jika TUHAN ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan”.

“Saya tidak dapat membayangkan TUHAN Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi”.

Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon apa yang dikatakan si tukang cukur tadi, karena dia tidak ingin terlibat adu pendapat.

Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur.

Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar (Jawa : mlungker-mlungker – Red), kotor dan brewok, tidak pernah dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.

Si konsumen balik ke tempat tukang cukur tadi dan berkata :

“Kamu tahu, sebenarnya di dunia ini TIDAK ADA TUKANG CUKUR..!”

Si tukang cukur tidak terima, dia bertanya : “Kamu kok bisa bilang begitu?”.

“Saya tukang cukur dan saya ada di sini. Dan barusan saya mencukurmu!”

“Tidak!” elak si konsumen.

“Tukang cukur itu TIDAK ADA! Sebab jika tukang cukur itu ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana”, si konsumen menambahkan.

“Ah tidak, tapi tukang cukur itu tetap ada!”, sanggah si tukang cukur.
“Apa yang kamu lihat itu adalah SALAH MEREKA SENDIRI, mengapa mereka tidak datang kepada saya untuk mencukur dan merapikan rambutnya?”, jawab si tukang cukur membela diri.

“COCOK, SAYA SETUJU..!” kata si konsumen.

“Itulah point utamanya!.. Sama dengan TUHAN.

“Maksud kamu bagaimana?”, tanya si tukang cukur tidak mengerti.

Sebenarnya TUHAN ITU ADA ! Tapi apa yang terjadi sekarang ini.?
Mengapa orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan TIDAK MAU mencari-NYA..?
Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini.”

Si tukang cukur terbengong!!!! Dalam hati dia berkata : “Benar juga apa kata dia..mengapa aku tidak mau datang kepada TUHANKU, untuk beribadah dan berdoa, memohon agar dihindarkan dari segala kesusahan dalam hidup ini..?”


Pesan TS :
TUHAN lebih suka diminta dan dimohon. Semakin kita meminta dan momohon semakin cepat segala doa kita terkabul, karena dengan begitu manusia akan sadar dan ingat dengan TUHAN-Nya
 


Buanglah 5 Faktor Penghambat Karir Anda


Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.
 
Setiap orang yang hidupnya bergantung kepada gaji adalah seorang buruh; sekalipun pangkatnya direktur utama. Mengapa para direktur tidak ikut-ikutan demonstrasi untuk memperingati tanggal 1 Mei sebagai hari buruh? Karena, orang yang karirnya bagus tidak lagi disebut buruh. Sedangkan mereka yang karirnya buruk, biasanya memang disebut sebagai buruh. Jika Anda seorang karyawan; maka pastikanlah bahwa Anda memang layak untuk tidak menyandang gelar sebagai buruh. Bagaimana caranya?
 
Sederhana saja; bangunlah karir Anda sampai ke titik dimana Anda layak dihormati dan dihargai tinggi. Agar bisa membangun karir dengan baik, maka Anda harus membuang jauh-jauh mental ‘b-u-r-u-h’. Mengapa demikian? Karena mental b-u-r-u-h itu menyimpan 5 faktor penghambat karir yang sangat mematikan. Apa sajakah kelima faktor itu? Berikut ini uraiannya.
 
1. B=Bersembunyi dibalik topeng ‘nasib’. Baik atau buruknya karir seseorang sama sekali tidak ada hubungannya dengan nasib. Perhatikan para pekerja gagal. Mereka menganggap bahwa mandeknya karir dan bayaran mereka sudah menjadi nasib sehingga tidak terdorong untuk menggeliat bangkit dari posisi rendahnya. Walhasil, dari tahun ke tahun tidak ada perbaikan jabatan dan pendapatan signifikan yang mereka dapatkan. Jadilah karyawan yang berani berjuang untuk memperbaiki karir sendiri karena nasib selalu mengikuti ikhtiar yang Anda lakukan.
 
2. U=Ulet hanya ketika diawasi oleh atasan. Sudah bukan rahasia lagi jika banyak sekali karyawan yang ulet, gigih, dan giat hanya ketika ada atasannya saja. Tapi saat atasannya tidak ada; mereka berleha-leha atau mengerjakan sesuatu yang tidak produktif pada jam kerja. Para pegawai berdasi pun banyak yang memiliki perilaku seperti ini. Padahal, sikap seperti ini jelas sekali menunjukkan jika mereka tidak layak untuk mendapatkan tanggungjawab yang lebih besar. Jadilah karyawan yang bisa diandalkan, baik ada atau tidaknya atasan; karena kualitas seseorang dinilai dari tanggungjawab pribadinya ketika dia sedang sendirian.
 
3. R=Rendah diri. Kita sering keliru menempatkan kerendahan hati dengan sifat rendah diri. Ketika berhadapan dengan senior atau orang yang pendidikannya lebih tinggi, kita merasa kecil sekali. Padahal sebagian besar manager atau direktur pada mulanya adalah orang-orang yang menduduki posisi rendah seperti kebanyakan karyawan lainnya. Sifat rendah diri mengungkung orang dalam kotak inferioritas sehingga kapasitas dirinya tidak terdaya gunakan. Jadilah karyawan yang rendah hati, karena mereka yang rendah hati memiliki kualitas diri yang tinggi, namun tetap bersikap arif, positif dan konstruktif.
 
4. U=Unjuk rasa melampaui unjuk prestasi. Unjuk rasa tidak selalu harus turun ke jalan. Protes soal kenaikan gaji adalah contoh nyata unjuk rasa yang sering terjadi di kantor-kantor. Menggunjingkan atasan dan managemen di kantin atau toilet juga merupakan bentuk unjuk rasa yang tidak sehat. Perhatikan para karyawan yang tidak puas dengan kebijakan perusahaan. Mereka berkasak-kusuk sambil mengkorupsi jam kerja. Padahal, itu semakin menunjukkan kualitas buruk mereka. Jadilah karyawan yang rajin unjuk prestasi, karena prestasi membuka peluang untuk mendapatkan kesempatan dan pendapatan yang lebih besar.
 
5. H=Hitung-hitungan soal pekerjaan dan imbalan. Banyak sekali karyawan potensial yang akhirnya gagal membangun karirnya hanya karena merasa tidak dibayar dengan pantas. “Kalau gua digaji cuma segini, ngapain mesti kerja keras?’ begitu katanya. Padahal, sikap seperti itu tidak merugikan perusahaan lebih dari kerugian yang dialami oleh orang itu sendiri. Mereka membuang peluang untuk mengkonversi potensi dirinya menjadi karir yang cemerlang. Jadilah karyawan yang berfokus kepada kontribusi yang tinggi, karena bayaran atau imbalan akan mengikutinya kemudian.
 
Jika Anda mampu membuang mental ‘b-u-r-u-h’ yang sudah saya jelaskan diatas, maka Anda tidak akan menjadi buruh rendahan. Sebaliknya, Anda akan menjadi karyawan yang ketika pensiun nanti; memiliki sesuatu yang layak untuk dibanggakan.
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman
Natural Intelligence Contemplator
www.dadangkadarusman.com
 
Catatan Kaki:
Setiap orang yang memilih untuk menjadi karyawan harus menentukan; apakah dia ingin menjadi karyawan dengan pencapaian yang layak dibanggakan, atau sekedar menjadi buruh yang direndahkan.
Follow DK on Twitter @dangkadarusman

Jumat, 16 Desember 2011

20 KIAT MEMOTIVASI DIRI SENDIRI


Hari ini adalah mikrokosmos dari hari-hari berikutnya dan merupakan bentuk mini dari keseluruhan hidup Anda. Tinggi rendahnya motivasi diri Anda, ditentukan dari bagaimana Anda memandang penting tidaknya hari ini.
Pada saat seseorang berhadapan dengan alternatif untuk menjadi seorang yang optimis atau pesimis, sesungguhnya dia sedang memutuskan sesuatu yang "besar". Sebab, satu dari dua alternatif yang dipilih itu akan menentukan apakah orang tersebut akan merasa termotivasi atau akan berada dalam situasi dan kondisi yang demotivasi. Penggambaran yang gamblang tentang apa sebetulnya tujuan yang ingin dicapai merupakan modal awal yang sangat berharga. Sebab untuk benar-benar membuat diri dan kehidupan kita hidup, langkah kongkret mesti diambil. Kreasi baru dapat dilakukan bila motivasi sudah merajuk dalam jiwa. Seperti air mengalir, akan
pindah dari suatu tempat ketempat lain.
Kiat-kiat yang dapat membantu Anda yang ingin agar dirinya memahami, apa sebetulnya yang bisa Anda lakukan.

1.  Ciptakan Visi
Ciptakan sesuatu yang dapat "membangunkan" kita saat pagi menjelang. Sesuatu yang membangkitkan gairah hidup itu adalah visi. Visi harus dibentuk dan diciptakan dan jangan ditunda. Visi yang sudah Anda tetapkan boleh saja dirubah tapi jangan pernah berpikir untuk kosong dan tidak memiliki visi.

2.  Jauhi Keinginan Bersenang-senang
Bergembira untuk melepas lelah dan kepenatan tidak dilarang karena sangat diperlukan untuk membuat fisik dan mental Anda rileks sehingga tantangan berikutnya dapat dihadapi dengan lebih siap, tapi jangan hidup dalam budaya bersenang-senang terus.

3.  Gunakan Perangkat yang Tepat
Dalam keadaan gembira, unsur-unsur kimia dalam tubuh berubah dan membuat motivasi serta energi seperti diperbaharui. Tapi, jangan terjebak mencari kegembiraan "di luar" diri Anda, sebab kegembiraan itu belum tentu ada disana, dia ada dalam diri Anda. Carilah yang cocok untuk merasa gembira sehingga mampu menggairahkan motivasi Anda.

4.  Kembangkan terus Tujuan Anda
Apa yang tidak mereka capai sesungguhnya disebabkan perumusan tujuan hidupnya dirumuskan sangat sederhana, atau terlalu samar. Akibatnya? Mereka tidak memiliki kekuatan. Padahal untuk mencapai sesuatu kita mesti tertantang untuk mengeluarkan kekuatan yang sebenarnya.. Yang membuat motivasi kita bangkit sebetulnya adalah perumusan target yang besar tapi spesifik.

5.  Tetapkan Saat Kematian
Anda boleh bahkan perlu memikirkan saat kematian datang meskipun gejala kearah itu belum tampak jelas. Mampu membayangkan saat-saat terakhir hidup, sesungguhnya merupakan saat-saat yang penuh sensasi. Anda dapat membayangkan bagaimana masa-masa menjadi anak, lalu bagaimana mulai tampil sebagai pribadi yang memiliki kreasi besar.

6.  Tinggalkan Teman yang Tidak Perlu
Secara perlahan-lahan tinggalkan teman-teman yang memang tidak dapat mendorong Anda mencapai tujuan hidup. Sebab, siapapun teman yang Anda gauli, seharusnya mampu menghadirkan perubahan. Hidup bersama dengan orang yang optimis sellu membuat kita berpikir, kemungkinan-kemungkinan tidak pernah tertutup.

7.  Dekati Rasa Takut
Sisi lain rasa takut adalah rasa aman dan keberuntungan. Pada saat dapat mengatasi rasa takut, saat itu Anda berhasil meningkatkan keyakinan diri bahwa Anda memiliki kemampuan untuk menjadikan hidup lebih baik.. Jika perasaan takut ini muncul, pejamkan mata seolah-olah takut itu tidak pernah ada.

8.  Membuat Jadwal Comeback
Upaya untuk pencapaian target tidak selamanya berupa jalan lurus, bisa jadi berliku, tanjakannya tinggi, turunannya sedikit. Meski begitu Anda tetap dapat merencanakan. Ambil kalender, tentukan saat merenung serta menyembuhkan diri. Bagi Anda yang sedang dalam posisi aman dan menguntungkan, langkah ini perlu juga diambil. Melakukan pembaharuan pada saat berada di atas, baik sekali. Rencanakan untuk menjauhi hal-hal tertentu, termasuk mungkin yang selama ini paling Anda sukai. Bila kelak Anda sampai pada saat yang menyenangkan itu lagi, rasanya akan lebih nikmat, sebab Anda sudah dalam kondisi diperbaharui.

9.  Ucapkan "Selamat Datang" pada Setiap Masalah
Setiap jalan keluar mengandung masalah baru. Bila kita memandang masalah sebagai kutukan, kita akan merasa makin sulit termotivasi. Sebaliknya bila kita selalu siap akan munculnya sebuah masalah, kita sudah menyisakan energi sehingga motivasi tetap tinggi.

10. Awali dengan Rasa Senang
Banyak orang baru merasa senang bila target yang ditetapkan tercapai. Tetapi, bukan tidak mungkin keberhasilan itu tidak pernah datang. Dalam kondisi demikian Anda harus berhasil menjelaskan bahwa apa yang belum Anda capai itu bukan hasil dari kekuatan atau kemampuan Anda. Dengan begitu, Anda akan selalu merasa bahagia pada setiap langkah perjalanan karier atau hidup.

11. Berlatih dengan Keras
Anda ingat sebuah lagu yang dibawakan oleh Achmad Albar "Dunia ini adalah Panggung Sandiwara" .Kita harus berlatih terus bila ingin berperan dengan baik. Prinsipnya tidak ada yang tidak dapat kita hadapi kalau pada masa depan ternyata kita mampu mengatasinya. Semakin giat berlatih semakin mudah pula mengatasi setiap "adegan". Ingatlah sebuah peribahasa: "berakit-rakit dahulu, berenang-renang ketepian".

12. Membuka Masa Depan
Tugas kita pada saat kini adalah berlatih dengan penuh konsentrasi. Kita tidak hidup di masa lalu dan di masa mendatang. Fokuslah pada apa yang harus kita lakukan atau menetapkan tujuan. Buatlah moto "kini dan di sini" (right here and now) .

13. Kembangkan Permainan
Hikmah dari sebuah permainan, selalu ada yang lebih baik dari kita. Kalau kita berpacu untuk mengalahkan sesesorang, sesungguhnya kita sedang "memanggil" sesuatu yang lebih atau kuat dari dalam diri kita. Ingatlah bukan bagaimana lebih baik dibanding orang lain, tapi jadilah lebih baik diandingkan diri sendiri.

14. Lihat ke Dalam Diri Anda
Banyak dari kita menunggu penilaian diri dari orang lain. Memang baik selama masukannya positif. Namun bila berlangsung terus, kita sebetulnya dalam keadaan bahaya, sebab panggambaran diri kita jadi tergantung pada penilaian orang lain. Lihatlah ke dalam dan ciptakan sendiri ke dalam dan ciptakan sendiri kesan yang Anda inginkan tentang diri Anda.

15. Berangkat Perang.
Untuk berperang kita tidak perlu menunggu datang bencana. Ciptakan sendiri tantangan yang dapat membuat Anda mengeluarkan kemampuan terbaik. Joan of Arc pernah berujar: "setiap perang muncul memiliki dua kemungkinan; akan Anda menangkan, atau sebaliknya, tidak pernah anda pikirkan sebelumnya.

16. Ciptakan Perubahan Sekecil Apapun
Kalau ingin jadi pelukis, konsekuensinya Anda tidak boleh gemetar memegang kuas. Percayalah bahwa hal-hal kecilpun terasa menarik bila dikerjakan dengan cara yang berbeda. Tidak ada yang sia-sia dari sebuah perubahan, meskipun kecil.

17. Lakukan dengan Cara Konyol
Kadang-kadang kita tidak mengerjakan sesuatu karena takut tidak mampu melakukan dengan baik atau beralasan "sedang menunggu ilham". Ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Bila merasa tidak termotivasi padahal anda perlu melakukan sesuatu, kerjakan dengan cara konyol (badly). Nikmati setiap bagian pekerjaan yang Anda lalui.

18. Biasakan bertanya
Pada saat bertanya tentang sesuatu, bayangkan seuah pemikiran kritis, "apakah kita tidak bisa melakukannya dengan lebih kreatif? Jangan pernah puas dengan apa yang Anda lihat, munculkan sikap menolak dengan tujuan membuat Anda lebih kreatif.

19. Biarkan Berjalan.
Biarkan motivasi diri berkembang dan hilangkan rasa grogi serta keraguan, dengan begitu Anda akan segera menemukan perkembangan.

20. Curahkan Seluruh Kehidupan Anda Hari Ini
Hari ini merupakan bentuk mini dari keseluruhan hidup Anda. Motivasi diri ditentukan dari bagaimana kita memandang penting tidaknya hari ini.

Selamat membaca dan semoga bermanfaat!



Have a positive day!
Salam,
Mohamad “Bear” Yunus CPHR MNLP Cht
"Anda lah yang menciptakan Realita Anda Sendiri"

Tiga hal yang bisa kita pelajari dari pohon


1. Pohon tidak makan dari buahnya sendiri
Buah adalah hasil dari pohon. Dari mana pohon memperoleh makan? Pohon memperoleh makan dari tanah.
Semakin dalam akarnya makin banyak nutrisi yang diserap.  Ini berbicara tentang kedekatan hubungan
kita dengan Sang Pencipta sebagai Sumber Kehidupan.

Mengapa buah kurma manis sekali? Pohon kurma itu ditanam di padang pasir. Bijinya ditaruh di
kedalaman 2 meter, kemudian ditutup dengan 4 lapisan. Sebelum pohon kurma itu tumbuh, dia berakar
begitu dalam sampai kemudian menembus 4 lapisan tersebut dan menghasilkan buah yang manis di tengah
padang pasir.

Ada proses tekanan begitu hebat ketika kita menginginkan hasil yang luar biasa.

Seperti juga pegas yang memiliki daya dorong kuat ketika ditekan.

2. Pohon TiDaK Tersinggung ketika buahnya dipetik orang
Kadang kita protes, kenapa kerja keras kita yang menikmati justru orang lain????. Inilah prinsip memberi.

Kita ini bukan bekerja untuk hidup, tetapi bekerja untuk memberi buah. Kita bekerja keras supaya kita
dapat memberi lebih banyak kepada orang yang membutuhkan.

Jadi bukan untuk kenikmatan sendiri. Cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu, tapi.......
tidak pernah ada kata cukup untuk memberkati orang lain dengan pemberian kita.

3. BUAH yang dihasilkan pohon itu menghasilkan biji, dan biji itu menghasilkan multiplikasi.  Ini bicara tentang bagaimana hidup kita memberi Dampak Positif terhadap orang lain.
Pemimpin itu bukan masalah posisi/ jabatan, tapi mengenai pengaruh dan inspirasi yang diberikan kepada
orang lain.

Selamat belajar menjadi pohon yang bermanfaat..



Have a positive day!
Salam,
Mohamad “Bear” Yunus

"Body and Mind are ONE"

Kamis, 15 Desember 2011

Kekasihku Pergi Saat Berjihad [kisah pegawai Pajak]

Sumber : http://sepedakwitang.wordpress.com/2011/12/08/kekasihku-pergi-saat-berjihad-kisah-pegawai-pajak/

SAYA TEMUKAN SOSOK IDEAL PEGAWAI PAJAK pada mendiang suami saya. Hanya Allah pemilik kesempurnaan, dan Allah menciptakan sosok yang hampir sempurna bagi saya dan anak-anak. Ismail Najib nama lengkapnya. Ia terlahir dari keluarga yang sederhana di pelosok Jambi. “Ayah,” kami biasa memanggilnya. Ibunya, mertua saya, memanggilnya Mael. Teman kantornya memanggilnya Najib –atau Pak Najib.
Abang pergi mendahului kami. Ia menitipkan tiga buah-hati kami. Dafi Muhammad Faruq, putra, umur enam tahun, kini kelas satu SD. Adiknya, dua putri cantik kami, Kayyisah Zhillan Zhaliila, usia tiga tahun dan Mazaya Hasina Najib, tiga bulan. Ketika Abang mangkat pada 21 Februari 2011, si bungsu masih dalam kandungan empat bulan. Meski telah pergi, Abang mendidik saya menjadi orang kuat dan mandiri. Dengan kondisi long distance, saya memilih homebase di Kota Kembang demi pendidikan anak anak. Dengan bekal ilmu agama yang Almarhum berikan, sekarang saya menjadi tahu apa itu arti syukur, ikhlas, dan tawakal. Itulah yang membuat saya harus bangkit menyikapi keadaan ini.
Pegawai Pajak, pekerjaan yang luar biasa “banyak godaannya”. Abang memberikan pengertian pada saya bahwa materi yang identik melekat dengan pegawai Pajak, jangan menjadi patokan kebahagiaan dan kesenangan. Karena, tidak semua orang Pajak bermateri (saat itu saya tidak mengerti apa maksudnya).
Hingga sekitar 2005, Abang mengutarakan puncak kegundahannya. Setelah bekerja selama satu dekade , kebimbangan itu pun terucap, “Bunda, Ayah takut apa Ayah sudah menafkahi keluarga ini dengan halal?” ia bertanya kepada saya. Banyak pandangan negatif terhadap pegawai Pajak saat itu –bahkan hingga kini. Saya bekerja di satu bank BUMN. Banyak nasabah dan teman seprofesi yang “curhat” tentang tindak-tanduk pegawai Pajak dan betapa ribetnya mengurus pajak –waktu itu, sebelum modern.
Kami melihat kenyataan bahwa saat itu ada pegawai pelaksana yang punya rumah dan mobil mewah. Abang seorang kepala seksi, dan kondisi itu yang membuat Abang sering memberi pengertian pada saya. Sebagai seorang istri pegawai Pajak, saya harus hidup sederhana dengan gaji sebagai PNS. “Jangan pernah terpengaruh dan mempengaruhi suami untuk mendapatkan sesuatu yang tidak halal,” Abang memberi nasihat.
“Apa gaji yang ayah terima ini halal?” kembali ia gusar. “Nafkahilah keluarga ini dengan keringatmu. Bun percaya Ayah akan memberikan yang terbaik untuk kami,” jawab saya.
“Kira kira bagaimana jika Ayah keluar saja? Jadi guru ngaji,” tuturnya membulatkan tekad. Matanya berlinang. Saya pun ikut menangis saat itu.
“Ayah, apa gak mau lingkungan Ayah jadi lebih baik? Kalau Ayah mundur sekarang, gak ada perubahan di Pajak. Ayah harus mengubah kebiasaan itu. Pajak memerlukan orang seperti Ayah untuk bisa berubah. Ayah pasti bisa,” tutur saya menyambung percakapan waktu itu.
“Iya yah, Bun,” jawabnya. Kegelisahan itu akhirnya terjawab dengan modernisasi dan reformasi birokrasi DJP. Pada 2006, sampailah juga gelombang kantor modern di Jawa Tengah –waktu itu Abang dinas di Pekalongan.
Abang orang yang sangat sabar, tenang, tak banyak bicara. Malah terkadang tanpa ekspresi. Namun dalam diamnya, saya tahu ia tak diam. Selama kami bersama, belum pernah ia marah sekalipun. Ia laki-laki yang hangat dan update –selalu tahu semua hal. Diajak segala macam diskusi, pasti langsung nyambung apapun topiknya, apalagi soal agama. Keseimbangan itu yang kami teladani di rumah. Ia orang yang ngocol, kadang jail dan sangat romantis. Dengan gitar kesayangan, ia sering bernyanyi bersama anak-anak dengan kekonyolannya, melucu sampai tertawa terbahak-bahak. Itu semua momen yang kami rindukan.
Salah satu lagu pengantar tidur anak-anak yang sering dinyanyikan, “Demi masa, sesungguhnya manusia kerugian,melainkan yang beriman dan yang beramal sholeh, ingat lima perkara sebelum lima perkara, sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, kaya sebelum miskin, lapang sebelum sempit, hidup sebelum mati…”
Loyalitas dan dedikasinya yang tinggi tak diragukan. Saya acungi jempol. Saya ingat, saat itu saya sedang hamil enam bulan anak pertama. Tatkala terkena pengristalan batu ginjal, ia masih bekerja larut hingga hampir pingsan di sebuah klinik di Pekalongan. Opname yang dianjurkan dokter tak dihiraukannya. Saat itu hari-hari akhir penerimaan SPT wajib pajak. Operasi “tembak” adalah solusi yang kami pilih karena bisa lebih cepat pulih dan tidak usah dilakukan pembedahan. Saran dokter, opname selama dua minggu. Namun, bedrest hanya bertahan tiga hari. Kala itu belum ada mesin absen fingerprint. Masih serba manual dengan tanda tangan. “Titip absen saja, kenapa?” saya saking kesalnya memberi saran. “Lagi sakit kok mikirin kerjaan, gimana bisa orang sakit kerjanya maksimal?”
Abang hanya tersenyum mendengar kekesalan saya. Alhasil, dengan keadaan yang masih lemas, ia tetap kerja. “Sakit itu ujian dari Allah. Harus kita nikmati,dan jangan mengeluh,” jawabnya simpel.
Tiga tahun tugas di Pekalongan dilalui dengan baik. Lalu, Abang mutasi ke Palembang. Satu sisi lebih jauh dengan kami. Tapi di sisi lain, lebih dekat dengan kampung halamannya. Alhamdulillah, Agustus 2010, kami didekatkan. Abang mutasi di Kantor Pelayanan Pajak BUMN, kantor pajak dengan penerimaan terbesar, yang perlu effort lebih tentunya. Saya hanya bisa berdoa agar setiap langkah yang Abang ambil adalah yang terbaik. Saya dan Ibunda tercinta –mertua saya–
mengkhawatirkannya. Semoga ia selalu sehat dan jauh dari “godaan”. Setiap minggu Ibunda selalu mengingatkan, “Mael, hati-hati dalam setiap memutuskan sesuatu. Jadilah orang yang jujur dan jangan sampai tergoda dengan duniawi ya.”
“Kenapa suamimu gak minta pindah di Bandung saja? Kan bisa lewat Si Anu. Yah, minimal setor satu Kijang lah,” salah satu teman saya yang suaminya juga di Pajak mengipas-kipasi. Saya tak tahu maksud ucapannya, apakah ia bercanda atau serius.
Dan seperti biasanya, ia hanya tersenyum saat saya ceritakan hal itu. “Sudah, gak usah dipikir. Allah punya rencana yang lebih indah untuk kita. Yah kita berdoa saja. Sekarang Pajak sudah modern udah gak perlu kayak gitu lagi kok. Yang penting kerja kita bagus. Apapun yang kita lakukan karena Allah. Malah jadi ibadah kan?”
Ketika kasus Gayus terekspos, tentu ini mengecewakan banyak pihak yang telah bekerja keras. Di satu sisi justru suami saya senang. “Pada akhirnya, biarlah yang benar yang akan menang,” tuturnya. Di sisi lain, kita harus membuktikan bahwa tidak semua orang Pajak seperti Gayus. “Orang Pajak sekarang beda dengan yang dulu. Sudah modern, sudah tidak ada lagi ‘kebiasaan’ Itu,” tuturnya yakin. Secara tidak langsung saya pun ikut menjadi “jubir” bagi teman-teman di lingkungan saya.
Kebiasaan Abang yang lain adalah ingin perfeksionis. Ia ingin segala hal sempurna, rapi, dan sangat teliti. Tak mau meninggalkan cela pada pekerjaannya. Contoh kecil saja, saya kalah bila harus menyetrika bajunya. Tanpa menyakiti hati saya, ia bilang lebih puas dengan hasil setrika sendiri.
Februari 2011, Abang mengemban amanat, jadi satu anggota tim yang menyusun sebuah buku coaching di Kantor Pusat. Ia siap mengutarakan sejumlah gagasan untuk penyempurnaan program itu. Sayang, dalam perjalanan menuju medan tugas itu, Abang menyongsong takdirnya. Satu titik dalam sebuah periode yang mengubah total kehidupan saya dan anak-anak.
* * *
DUA KALI KAMI tertunda berangkat haji. Pada akhir 2008, kami sudah siap. Namun, Abang mengalami kecelakaan dalam perjalanan pulang tugas dari Palembang menuju Jambi. Tabungan kami untuk Ongkos Naik Haji pun akhirnya terpakai untuk biaya mengganti mobil dinas Livina yang ringsek. Abang tak mau memanfaatkan fasilitas asuransi kendaraan kantor. Dia memilih bertanggung jawab sendiri. Uang bisa dicari, mungkin Allah belum berkehendak. Yang penting Abang selamat. Tahun 2009 pun kami lewatkan. Maklum, masih belum cukup biaya untuk melunasi. Hingga akhirnya, 2010, saya mantap naik haji. Berapapun biayanya. Apapun kendalanya. Saya berdoa, “Mudahkan ya Allah, kami ingin beribadah.”Alhamdulillah, ada jalan walaupun kami harus memanfaatkan pinjaman kantor saya. Itupun Abang masih ragu, “Bunda, apakah ini hak kita?” tanya Abang. Padahal, dengan gajinya sekarang, mungkin Abang bisa saja langsung melunasi ONH. Namun tidak demikian. Abang masih bersikeras dengan alasannya. Alhamdulillah akhirnya saya dapat memantapkan hati Abang. Dengan izin-Nya, kami bisa melunasi ONH dari hasil tabungan gaji pokok PNS, bonus, dan sedikit tambahan pinjaman. November, tiga bulan sebelum kehilangannya, berangkatlah kami berdua.
Sepertinya Allah sudah menyusun rencana dengan sangat indah. Empat puluh hari saya bersamanya di tanah suci adalah waktu yang sangat indah dan tak dapat saya lupakan. Selama kami berumah tangga dari awal menikah, kami belum bisa kumpul bersama. Saat itulah saya merasakan indahnya kebersamaan yang tak ingin terpisahkan. Sempurna rasanya sebagai istri yang bisa melayani dan mengurus suami. Begitupun Abang. Ia menunjukka keceriaan yang tak pernah saya lihat sebelumnya. Abang adalah tipe orang yang sangat perhatian dan romantis. Satu kali kami hendak salat dan saya berdiri di samping belakangnya. “Bunda salatlah di saf (barisan) perempuan.” “Tapi, Ayah… Bunda sendirian.” kebetulan saat itu suasana padat sekali di Masjidil Haram. Saya sempat mengelak.
“Berjihadlah, ayah bertanggung jawab mendidik Bunda dan anak-anak.” Sedih rasanya mendengar jawaban itu. “Bunda harus terbiasa sendiri,” sambung Abang.
“Kenapa, Yah?”
“Karena kita lahir sendiri. Mati pun sendiri.”
“Jangan bilang gitu yah. Anak-anak masih kecil.”
“Ada Allah yang menjaga anak-anak,” Senyumnya membuat hati saya merasa tenang dan yakin. Ternyata ini pesantren yang Allah berikan lewat ilmu agama yang baik dari Abang. Saya dapat pengetahuan banyak.Terima kasih ya Rabb, Kau telah memberikan kesempatan untuk kami dapat beribadah bersama. Sungguh, momen itu tak mungkin bisa terlupakan. Banyak nikmat yang kami terima sampai kami tiba ke tanah air dengan selamat. Hadiah terindah dari Tanah Suci, saya positif hamil.
Beberapa peristiwa merupakan pertanda yang tak saya sadari. Tanggal 9 Februari 2011, dua pekan sebelum hari celaka itu, kami nonton teve bareng. Ada berita tentang selebritis yang jadi politisi kehilangan suaminya –yang juga artis cum anggota Dewan. Sang istri menangis mengelus-elus nisan suami. “Kalau Bunda seperti itu gimana, ya Yah? Anak-anak masih kecil…” spontan saya nyeletuk dengan maksud bercanda.
Entah kenapa rasa humor yang seperti biasanya, hilang tergantikan dengan tausyiah. “Itu yang tidak boleh,” tuturnya tenang, “menangis, meratapi di pusara tidak baik. Yang diperlukan orang yang telah meninggal adalah doa dari yang masih hidup, bukan bunga yang wangi atau nisan yang indah. Saat Nabi Muhammad ditinggal istri tercinta Khadijah pun beliau merasakan kehilangan dan hanya berkabung tiga hari. Boleh menangis, asal jangan meratap.”
“Hidup di dunia hanya sementara, justru hidup setelahnya yang akan kekal. Perbanyaklah bekal untuk di akhirat. Tiada daya upaya manusia untuk mencegah bila Allah telah berkehendak untuk mengambil nyawa manusia. Jangan takut, Allah lebih dekat dari urat nadi kita. Banyak baca buku tentang agama, yah Bun. Biar tambah banyak ilmunya.”
Dengan senyuman khas yang menenangkan, Abang tak pernah seperti sedang mengajari bila ia sedang berbagi ilmu. Abang berujar, “Tolong jaga anak-anak. Didik agamanya dengan baik. Istikamahlah karena bila agamanya kuat dan takut kepada Allah, dia bisa menghadapi dunia dengan ilmu. Bukan dengan harta dan ingat Allah selalu tahu apa yang kita perbuat.”
* * *
SEMENJAK PULANG ZIARAH, Abang memperlakukan saya begitu istimewa. Mungkin karena saya sedang hamil. Saya begitu dimanjanya. Hingga Minggu malam itu (20/2)… Kehamilan dua anak sebelumnya, Abang tak pernah menuruti keinginan saya, sekalipun merajuk jika meminta sesuatu. Tapi malam itu… “Kita makan di luar yuk. Bunda pasti pengen apa deh. Kan lagi hamil muda. Ayo lagi kepengen apa?” ujarnya setengah memaksa untuk pergi. Akhirnya kami pergi makan di sebuah resto ikan bakar favoritnya. Karena lama tugas di Makassar, kuliner ikan wajib sebulan sekali buat kami. Abang memesan menu lebih banyak dari biasanya. Alasannya, bisa dibungkus untuk sahur. Alhamdulillah, Senin-Kamis tak pernah terlewatkan untuk puasa sunah. Apa ini yang disebut pertanda? Hendak berangkat ke resto, kami mendapati ban mobil kempes. “Bersyukur, Bunda. Kita keluar rumah nih. Ban kempes, kalo ketahuannya besok pagi, bisa-bisa Ayah kesiangan rapat di Kantor Pusat. Ayah yang menyiapkan ide, masak terlambat? Gak enak dong.”Lagi lagi dengan senyumanya.
Tengah malam, Kayyisah panas dan muntah. Rewel sekali. “Dede (panggilan Kayyisah) pengen tidur sama Ayah aja…. Pengen dipeluk Ayah… aku sayang Ayah. Ayah gak boleh kerja,” rengeknya. Abang pun membuka baju, dan memeluk Dede. Dan Alhamdulillah panasnya reda. Dede pun terlelap.
Pukul setengah tiga dini hari, kami bangun salat tahajud. Biasanya, kami selalu berjamaah. Setelah berdoa, kami berpelukan, saling meminta maaf. Ritual itu tak pernah absen kami lakukan sehabis salat. Tapi kali ini Abang minta salat sendirian. “Kita pisah yah. Ayah mau memperbanyak salat tahajudnya.”
“Kenapa?” pertanyaan itu mestinya saya ungkapkan. Tapi tertahan di hati saja.
Ikan bakar yang seharusnya jadi menu sahur tak Abang sentuh. Malah, Abang meminta buah. “Bun, tahu gak buah-buahan itu makanan di surga. Jadi Ayah cukup sahur dengan apel aja.” Saya tak bertanya, dua minggu terakhir ini Abang bertausyiah tentang kematian terus. Keanehan yang lain, Abang menitipkan Dede sama Mbak (pengasuh anak kami) berulang-ulang.
“Tak seperti biasanya, Bapak nyuruh jagain Dede berulang gitu. Kok kaya mau kemana aja,” ujar Mbak kepada saya. Jam 03.30 pagi. Saya dan Dafi mengantarnya hingga ke pool travel Xtrans di Metro Trade Center. Keanehan yang lain terjadi lagi. Abang tak mau memandang saya. Seperti orang yang sangat sedih mau pergi. “Ayah mau salat di mobil saja. Bun, hati-hati ya. Titip anak-anak,” itu kalimat terakhirnya. Biasanya Abang minta berhenti di rest area guna salat subuh.
Tepat pukul 04.30. Ring tone hape yang sengaja saya bedakan berbunyi. Abang menelepon saya. Sayang, tak sempat saya angkat karena rasa kantuk. Kami begadang karena Dede rewel semalaman. Seandainya saja saya bisa angkat telepon itu, mungkin saya bisa mendengar suaranya yang terakhir kali…
Pukul 04:35. Menurut catatan kronologis Jasa Marga, peristiwa di Tol Cipularang Jalur B Km 100 itu terjadi. Tabrakan karambol yang melibatkan satu truk, minibus travel, dan sebuah mobil, menewaskan tiga orang. Semuanya penumpang travel. Abang meninggalkan kami dalam keadaan puasa. Dan mungkin tengah mendirikan salat subuh. Dalam perjalanan memenuhi tugas.
Di mata saya, Abang wafat dalam jihad. Wallahualam –Tuhan yang punya ketentuan.
Allah punya kehendak lain. Allah lebih mencintai Abang daripada kami. Dia lebih berhak atas Abang daripada kami. Ajal, jodoh, dan rejeki hanya Allah yang tahu kapan dan di mana. Takkan pernah ada yang bisa menghalangi atau pun tertukar. Bila Allah telah berkehendak, tak ada yang mampu menahannya. Allah memberi kesempatan untuk saya agar lebih dekat dan banyak beribadah lagi. Insyaallah ini menjadi ladang ibadah.
Menyangkut kejadian ini, jangan ditanya rasa sedih. Yang saya rasakan hingga saat ini, air mata sepertinya tak bisa kompromi, seakan mendesak keluar, jika mengingatnya. Namun, saya ingat pesan almarhum. Saya tak boleh larut dipermainkan pikiran “seandainya-seandainya”. Itu semua sudah kehendak-Nya. Tak kurang dan tak lebih. Sudah begitu adanya. Hanya doa saya dan anakanak yang bisa kami berikan untuk kekasih kami… Ismail Najib.
Belakangan saya mengetahui bahwa di perjalanan, Abang sempat berkirim posting pada sebuah
grup teman kerja di Blackberry. Itu posting terakhirnya.
* * Feb 21 Mon 04:04 * *
Najib:
Dengar suara adzan selalu tdk dihiraukan atau nanti sajalah
Tp dengar suara HP woow .!! :p
Lgsung segera diambil,
Astgfirullahal’adzm. . : (
Baca Al-qur’an
Seperti orang mengeja
Tapi kalo baca bbm Buseett lancarnya,.:$
Astagfirullahal’adzm. .
Beli pulsa siapa takut !
tp kalo sedekah katanya kantong lg sekarat
Astagfirullahal’adzm. .
Pegang tasbih 1x dlm sethun
tp pegang HP dibawa selalu, walau tidur sekalipun.
Astagfirullahal’adzm. .
sama2 Insyaf yuuukk.!!! :p
Ada baiknya bbm ini disebarkan, mumpung grtisan, dan qm
pun mendapat pahala karna
saling mengingtkan sesama
* * *
SABTU (19/2), DUA HARI SEBELUM KEJADIAN, kami kontrol kandungan. Usia kandungan menginjak bulan keempat. Keinginan Abang untuk dikaruniai anak kembar putri membuat dokter Sofi geli dibuatnya. Tak seperti biasanya, dia ngebet ingin tahu apa jenis kelaminnya. “Perempuan atau laki-laki, Dok? Satu apa kembar Dok?”
“Bapak mau ke mana sih? Kayak mau pergi jauh aja. Banyak banget nanyanya. Masih empat bulan nih…”kata Dokter bercanda. “Pengen tahu, apakah doa saya makbul atau gak.” Setelah cek, diketahui calon anak kami rupanya perempuan. Tapi, “bukan kembar,” tutur Dokter. “Gak apa-apa. Tahun depan bikin lagi yah Bun,” jawabnya sambil melirik saya.
“Enak aja,” sahut saya bercanda. Rasa gembiranya tak bisa ditutupi. “Ayah makin semangat kerja nih,” ujarnya, masih dengan senyuman mautnya.
Sebulan kemudian, saya kembali kontrol. Kali ini… sendirian. Juga untuk lima bulan ke depan hingga melahirkan. Dan bertekad membesarkan anak anak saya sendiri. Ini masa yang sulit untuk saya bisa melaluinya. Kesedihan selalu saya tutupi. Dalam keadaan hamil besar sendiri tanpa suami. Betapa sesak rasanya, ujian ini begitu berat pikir saya. Terpuruknya saya seperti hilang separuh nyawa. Tapi rasa sayang pada Almarhum membuat saya bertekad harus bisa dan kuat!
Satu lagi yang membuat saya bangga, Abang tak pernah absen salat berjamaah di masjid. Sampaisampai di kompleks masjid kami, Al-Hasan, Abang disebut “Pak Ustad”. Para jamaah sudah tahu
kebiasaan Abang : paling lama berdoa setelah salat.
* * *
BAGAIMANA CARANYA? Apa saya sanggup membesarkan tiga orang anak ini? Menjaga dan mendidik mereka seperti wasiat Almarhum? Dan ternyata, perkataan Abang benar, “Allah yang menjaga.” Ini yang membuat kami bangkit menjalani kehidupan selanjutnya. Saya bersyukur, Abang mengajarkan “ilmu ikhlas”. Masih banyak ilmu yang diberikannya yang baru saya mengerti sekarang sepeninggal Almarhum . Ternyata keikhlasan berbalas pertolongan dari arah yang tak disangka.
Saya sempat down sewaktu mengurus segala sesuatu terkait hak suami saya. Sangat ribet. Banyak dokumen yang perlu dilengkapi. Proses di Kelurahan dan instansi lain cukup berbelit. Saya dihadapkan pada birokrasi yang sangat panjang tanpa kejelasan prosedur. Namun rupanya banyak uluran tangan yang membantu. Allah memberikan jalan kemudahan bila kita berpasrah dan ikhtiar. Saya bersyukur karena masih bisa bekerja. Kini, sayalah yang harus mencari nafkah demi anak-anak. Saya tak bisa membayangkan, bagaimana dengan keadaan istri yang sama dengan saya dan tidak bekerja?
Saya sangat berterima kasih kepada teman-teman seangkatan Abang (Mas Pank dan Mbak Tri).
Teman sepaguyuban telah banyak membantu dan memberikan support (baca boks “Pak Najib di Mata Mereka” –peny). “Apakah saya berhak menerima ini? Jika memang berhak, Alhamdulillah,” saya bertanya kepada Mas Iwan, perwakilan teman seangkatan Abang, yang menyerahkan santunan. Biaya sekolah Dafi juga terbantu berkat mereka. Terus terang, saya kaget dan bersyukur, sepertinya saya tak sendiri. Ada keluarga baru yang menemani kami.
Saya juga berterima kasih kepada teman-teman sekantor Abang. Mbak Rini (Ibu Dwi Setyorini, Kasubag Umum –peny) dan tim Waskon mengurus pencairan hak-hak almarhum. Sejak Februari, baru Oktober ini selesai. Pak Joga (Bapak Joga Saksono, Kasi Pengawasan dan Konsultasi –peny), serta Pak Yond Rizal (Kepala Kantor –peny). Kepala Kantor yang telah mengusulkan Abang memperoleh predikat anumerta. Status anumerta menegaskan bahwa Abang mangkat sewaktu menjalankan tugas.
* * *
TAK ADA YANG BANYAK BERUBAH dari rumah ini. Kecuali tinggi lantai yang terpaksa saya naikkan 50 cm. Maklum, dua tahun terakhir, tiap hujan turun, kompleks kami dilanda banjir. Air masuk hingga semata kaki. Rencana menambah tinggi lantai sempat saya utarakan. Itu pun saya lakukan karena masa kelahiran si bungsu kian dekat. Kasihan si kecil. Namun pesan mendiang tetap terngiang, “Bagaimana dengan perasaan para tetangga? Kalau rumah kita tinggi sendiri,
bagaimana dengan mereka? Kita jangan egois, Bunda.” Bahkan, untuk mengganti cat dinding yang baru, Abang harus tengok kiri-kanan dulu.
Pernah ada teman nyeletuk, “Gue aja udah punya rumah tiga. Suami lu kan Kasi.rumah dipinggiran ” Mendengar hal itu, nasihat beliau sederhana, “Gak usah ngiri. Kita harus bangga dengan apa yang kita punya.syukuri yang ada, Jangan harap suamimu akan mengambil sesuatu yang lebih dari haknya.” Yah, rumah ini sejak kami beli dan tempati pada akhir 2005, masih harus kami cicil hingga 10 tahun ke depan.
Tak ada yang banyak berubah dari rumah ini. Pigura mungil foto perkawinan kami masih terpajang. Kami memakai sepasang baju dan kebaya biru nyala segar. Dua buah foto kami berdua, saling berpelukan dan tersenyum juga masih ada. Foto keluarga, waktu itu masih dua anak, kami kompak memakai putih-putih, bertengger manis. Ada juga foto Dafi, alangkah gagahnya ia, saat wisuda TK Al-Biruni angkatan 2010-2011. Si sulung juga mempersembahkan piala Juara Kedua Lomba Gerak dan Lagu Geordase TK se-Kecamatan Penyileukan 2011. Di atas meja belajar Dafi dalam kamar, senantiasa berdetak jam dinding warna biru dari KPP Madya Palembang.
Semuanya masih ada pada tempatnya, seperti saat Abang masih bersama kami. Tak ada yang berubah… kau selalu di hati kami. Minggu malam itu, sebelum berangkat menjemput takdirnya, Abang menulis surat di buku Dafi dengan tinta ungu.
SURAT untuk:
Dafi jagoan ayah
Dafi, ayah mau berangkat kerja dulu ya.
Abang jagain bunda sama dede yah.
Abang emam nya yang banyak ya..
jangan lupa minum susu dan sikat gigi
kalau mau bobo.
Belajar yang rajin
jangan lupa belajar solat.
da dah Abang…
peluk sayang
dari ayah
(Ayah Najib)
ttd
Tak akan ada yang berubah dari rumah ini. Kecuali anak -anak yang bertambah besar. Anak-anak tetap ceria. Bermain bersama teman mereka di depan televisi di ruang tengah. Saya tak mau menangis di depan mereka, tiap kali mengingat Abang. Kalau kepergok Dafi, dia mengingatkan, “Bunda nangis ingat Ayah yah? Kata Bu Guru, kalau teringat ayah kita mesti berdoa, Bunda. Ayah sudah di surga, Bunda. Berarti Ayah sudah berkumpul dengan Nabi Muhammad. Kan masih ada Abang (panggilan Dafi), Kaka (panggilan Kayyisah setelah punya adik) dan Dede. Kita berjuang bersama-sama, ya Bun. ” Saya takjub mendengarnya. Anak seusia Dafi sudah bisa bertutur seperti itu.
Satu lagu sering dinyanyikan Almarhum untuk saya. Dan sekarang saya persembahkan untuk beliau: “Takkan Terganti”. Reff: “Meski waktu datang dan berlalu hingga kau tiada bertahan semua tak kan mampu merubahku hanyalah kau yang ada direlungku hanyalah dirimu mampu membuatku jatuh dan mencinta kau bukan hanya sekedar indah kau tak akan terganti…”
Delapan bulan sudah berlalu tanpa kehadirannya,Yah memang tak ada yang banyak berubah dari rumah ini begitupun dengan hati kami, Kami ingin sekadar menganggap Abang sedang berangkat kerja. Hanya, Ayah masih belum kunjung pulang. Selamat jalan Ayah akan kubesarkan dan kudidik anak kita seperti yang kau inginkan,semoga Allah selalu melindungi kami dan Semoga kita dapat berkumpul di surga kelak. Kau akan selalu ada bersama kami Peluk sayang kami yang menyayangimu,
Bandung, Oktober 2011
Pak Najib di Mata Mereka
Kolega, kawan karib, dan teman seangkatan memberi testimoni soal seorang Ismail Najib. Tim Buku Berkah mewawancarai mereka. Agus H Purnomo, moderator milis dan Sekretaris Paguyuban Sembilan Lima Satu Hati (Slash)
“Kami, teman seangkatan penerimaan dari Sarjana tahun 1995, tentu kehilangan salah satu orang terbaik. Ia punya jiwa kepedulian yang cukup tinggi. Tulisan posting beliau di milis bermanfaat, berisi nasihat. Bahkan posting terakhirnya.
Paguyuban ini terbentuk dengan misi sosial sebagai solidaritas terhadap kawan yang mendahului kami. Mereka punya keluarga. Dan anak-anak mereka adalah putra-putri kita juga. Kami berkomitmen memberi santunan beasiswa tiap bulan kepada anak teman yang wafat, sejak usia SD hingga SMA kelak. Lebaran kemarin, kami juga berbagi rasa dengan anak-anak tersebut. Dana kami kumpulkan dari iuran bulanan. Sejak Juni 2008, kami melembagakan paguyuban ini jadi Yayasan.
Tapi, kami tetap netral. Ini bukan wadah gerbong-gerbongan angkatan tertentu. Awalnya, kami berjumlah 641. Perkembangannya, ada teman yang resign dari DJP atau Kementerian Keuangan. Anggota kami tinggal 594. Walau bagaimanapun, kami tetap satu ikatan keluarga besar. Sebelum Najib, tiga teman sudah dipanggil –berarti kini kami kehilangan empat sahabat. Namun kami baru menyantuni enam anak dari tiga teman. Kami masih menelusuri keberadaan keluarga alm. Muji Haryadi. Muji resign dari DJP, sempat mengajar di UIN. Kabar terakhir dia ambil S3 di IPB, meninggal pada 2009. Anak-anak beliau juga berhak mendapat santunan seperti lainnya.”
Ahmad Rivai, teman satu kelas kawan sekamar
“Kami bareng di Diklat Pajak Terpadu. Belajar juga bareng. Najib sering menjadi imam salat – orangnya khusyuk. Dia awalnya di KPP Tanjung Priok dan saya di Jatinegara. Kami satu kantor di Kelapa Gading ketika menjadi Kasubsi (Eselon V). Saya di Orang Pribadi sedangkan Najib di Pengolahan Data dan Informasi. Waktu itu masih dikenal bagian “basah” dan “kering”. Data termasuk yang “kering”. Tapi Najib tak pernah mempermainkan kewenangan demi keuntungan pribadi. Setiap kami butuh data, dia selalu respon dengan cepat dan penuh tanggung jawab. “Data ini harus dimanfaatkan untuk penerimaan negara,” kata dia. Orangnya bersih, lurus, jujur, smart, bersemangat. Terus terang, saya iri atas semua kebaikannya.
Promosi menjadi Kasi (Eselon IV), kami berpisah. Najib di Makassar, saya di Purwakarta. Di sana, Najib tinggal selama lima bulan di rumah mertua saya. Setelah empat tahun, dia pindah Pekalongan. Lalu, kami bertemu kembali di Palembang. Orang yang pertama kali dihubungi adalah saya. Dia di KPP Madya, saya di Kanwil Sumatra Selatan. Kami satu kamar di rumah dinas KPP Palembang Ilir Timur. Dia selalu membangunkan saya salat tahajud maupun subuh. Mutasi lagi, saya di Madya Bekasi dan dia di BUMN. Baru-baru ini saya bermimpi, dia dimandikan sebelum dikuburkan. Tapi dia bangun dan menyapa saya, “Apa kabar?” Banyak kawan mempersamakan saya itu Najib dan Najib adalah saya. Saya menangis mengenangnya.”
Joko Widodo, Account Representative KPP BUMN
“Saya salah satu bawahan beliau di Seksi Pengawasan dan Konsultasi I. Setiap mendengar azan, Pak Najib langsung berhenti mengerjakan segala hal. Lalu bergegas ke masjid. Mestinya semua pegawai muslim mencontoh itu.”
———————————

PENTING UNTUK DIBACA

Tulisan ini di dapat dari milis divstan08 yang berasal dari salah satu tulisan di dalam buku BERKAH (Berbagi Kisah dan Harapan) DJP ditulis oleh Bunda Nelly ARS istri dari Bapak Ismail Najib. Jadi.. disini saya jelaskan ya, kalau saya bukan istri Bapak Ismail Najib, bukan Bunda Nelly , karna banyaaaak komen yang menshare hal-hal tertentu yang ditujukan untuk Ibu Nelly. Saya hanya menshare di blog ini dengan tujuan menebar kebaikan dan turut serta dalam aksi sadar anti korupsi di lingkungan instansi saya bekerja, Kementerian Keuangan. Saya sendiri adalah salah satu pegawai di Badan Kebijakan Fiskal. Insyaallah ratusan apresiasi teman-teman akan saya sampaikan kepada Bunda Nelly, insyaallah *sedang diusahakan. Terima kasih banyak untuk tanggapan yang luar biasa dengan menshare tulisan ini di ribuan akun media sosial teman-teman. Tulisan ini sudah dibaca puluhan ribu manusia, insyaallah banyak manfaatnya ya..
Ibrohnya? Untuk orang non-Kemenkeu,  janganlah menyamaratakan semua pegawai Kementerian Keuangan seperti GT atau koruptor lainnya. kalau bukan kalian yang percaya, mau siapa lagi? :)
untuk pegawai kemenkeu? yuuuuks, jaga diri dan keluarga kita dari segala hal yang bukan HAK kita!!