Pengunjung yang baik selalu meninggalkan komen yang bermutu, sharing blog ini ke sosial media, dan meletakkan link-nya! Mari budayakan bertukar link dan e-Halo.

Selasa, 27 Desember 2011

Sikap Kita Saat Melihat Orang Lain Berhasil


Apa yang terpikir di benak anda ketika melihat orang lain memperoleh keberhasilan,
entah itu adalah istri atau suami, sahabat, sanak saudara, rekan kerja, atasan atau
bawahan, partner usaha atau bahkan kompetitor atau orang tidak kita sukai sekalipun
dan sebaliknya ?

Bisa jadi diantara kita akan merasakan kebahagiaan yang mengalir mengalir begitu saja
tanpa aral diiringi ungkapan selamat dan pujian yang keluar dari mulut ketika telinga
ketulusan hati mendengar keberhasilan dan kebaikan yang diperoleh orang lain entah
istri, suami, kawan, sahabat, tetangga, rekan kerja, bawahan, atasan, atau siapapun
dan bahkan pada orang yang pernah menyakiti kita. Mestinya kondisi ini secara tidak
langsung membuat kita lebih semangat dan terpacu untuk mempelajari rahasia 
keberhasilan tersebut darinya tak pernah surut dan sebaliknya menjadi semakin besar.
Bisa jadi memang, ia memili kiat yang jitu dan efektif untuk mencapai keberhasilan yang
diinginkannya. Dan mungkin saja kita tidak tahu dengan pasti apa saja dipersiapkankannya,
cara-cara yang digunakan, sikap fleksibelnya saat menemui kegagalan, bagaimana dia
membangun hubungan yang baik dengan orang-orang yang secara langsung dan tidak
langsung membantunya memudahkan jalan tiap langkah kaki menaiki anak tangga
keberhasilan.

Di sisi lain, Ketidakmampuan kita untuk menerima keberhasilan tersebut akan membuat
kata yang terucap menjadi sindiran bahkan cemoohan yang menganggap keberhasilan
tersebut tidak layak diperolehnya sehingga memunculkan rasa curiga, iri dengki, keculasan
hati yang merupakan bentuk refleksi diri atas sikap cemburu dan kesangsian hati kita
menerima keberhasilan orang lain. Bahkan terkadang sikap cemburu kita membuat kita
tidak mampu untuk berpikir jernih dan melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji dan
jauh dari nalar manusia.

Ketulusan hati dengan sendirinya akan memancarkan sinar cerah keseluruh pori-pori
wajah, sebaliknya keculasan hati menutupi sinar cerah yang hendak keluar melalui pori-
pori. Jadi, meski dibungkus dengan senyuman terbaik manapun takkan sanggup
menepis hawa busuk yang menghiasinya. Sedangkan bagi ketulusan hati, tak perlu
bersusah payah meredam kebahagian hati karena kalimat apapun yang terucap dan
bahasa tubuh yang digerakan akan terlihat harmonis.

Karena kedamaian hati akan mendiami jiwa yang bersih sedangkan keresahan hati akan
mendiami jiwa yang kotor. (Mohamad Yunus)
Have a positive day!


Salam,
Mohamad “Bear” Yunus
"Body and Mind are ONE"
__._,_.___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar