Hore, Hari Baru! Teman-teman.
Katanya, manusia itu mahluk sempurna ya? Apakah kesempurnaan itu sudah kita warisi sejak lahir atau baru sekedar ‘potensi’ untuk sempurna? Faktanya, tidak ada manusia yang langsung hebat begitu dia lahir. Jadi, pastilah kesempurnaan manusia itu harus diperjuangkan. Begantung nilai perjuangannya; ada manusia yang semakin mendekati kesempurnaan diri, dan ada juga yang begitu-begitu saja. Lantas, bagaimana caranya supaya kita bisa semakin dekat kepada kesempurnaan itu?
Kesempurnaan itu dibangun dari elemen-elemen kecil berupa kualitas pribadi kita. Semakin banyak elemen yang bisa kita perbaiki, semakin dekat kita kepada kesempurnaan diri. Saya merangkum 5 cara yang bisa Anda tempuh untuk memperindah elemen-elemen diri itu. Berikut ini ulasannya.
1. Adu kualitas kerja dengan kualitas diri.
Katanya, manusia itu mahluk sempurna ya? Apakah kesempurnaan itu sudah kita warisi sejak lahir atau baru sekedar ‘potensi’ untuk sempurna? Faktanya, tidak ada manusia yang langsung hebat begitu dia lahir. Jadi, pastilah kesempurnaan manusia itu harus diperjuangkan. Begantung nilai perjuangannya; ada manusia yang semakin mendekati kesempurnaan diri, dan ada juga yang begitu-begitu saja. Lantas, bagaimana caranya supaya kita bisa semakin dekat kepada kesempurnaan itu?
Kesempurnaan itu dibangun dari elemen-elemen kecil berupa kualitas pribadi kita. Semakin banyak elemen yang bisa kita perbaiki, semakin dekat kita kepada kesempurnaan diri. Saya merangkum 5 cara yang bisa Anda tempuh untuk memperindah elemen-elemen diri itu. Berikut ini ulasannya.
1. Adu kualitas kerja dengan kualitas diri.
Kualitas kerja seseorang
mewakili kualitas pribadinya. Cek apakah kualitas kerja Anda sudah sama dengan
kualitas pribadi Anda. Jika sudah sama; maka Anda sudah mencapai setengah jalan
menuju diri Anda yang sesungguhnya. Setengahnya lagi apa? Belajar lagi sesuatu
untuk meningkatkan kualitas diri Anda sedikit lagi. Lalu, adu lagi hasil kerja
Anda, dan seterusnya.
2. Adu jumlah waktu tersia-siakan dengan waktu produktif.
2. Adu jumlah waktu tersia-siakan dengan waktu produktif.
Waktu Anda hari ini,
berbeda dengan waktu yang sudah berlalu. Sedangkan waktu yang disia-siakan sama
sekali tidak meningkatkan nilai diri Anda. Coba periksa kembali, mana yang lebih
banyak; waktu produktif Anda atau waktu yang Anda sia-siakan. Pastikan, bahwa
waktu yang berharga itu mendukung proses penyempurnaan kapasitas diri Anda.
3. Adu gengsi dengan mawas diri.
3. Adu gengsi dengan mawas diri.
Gengsi ditandai dengan
keengganan untuk mengakui kelemahan yang kita memiliki. Tersinggung jika ada
orang yang menunjukkan kelemahan itu. Membela diri atau mencari pembenaran,
meskipun hati kecil mengakuinya. Jika Anda selalu mawas diri, terbuka terhadap
kritikan dan masukan, lalu melakukan perbaikan demi perbaikan; maka semakin
hari, Anda menjadi semakin baik.
4. Adu kesombongan dengan kerendahan hati.
4. Adu kesombongan dengan kerendahan hati.
Orang
yang sombong itu tidak mau belajar dari orang lain yang derajatnya
dinilai lebih rendah. Sekalipun orang yang dipandang rendah itu memiliki
keluasan ilmu dan hikmah, jika Anda sombong tidak bisa mengambil pelajaran
apapun. Sebaliknya kerendahan hati menuntun Anda untuk belajar dari siapapun
sehingga semakin hari, pengetahuan dan keterampilan Anda menjadi semakin tinggi.
Selalu ada peluang untuk meningkatkan kapasitas diri bagi mereka yang rendah
hati.
5. Adu kebatilan dengan ketakwaan.
5. Adu kebatilan dengan ketakwaan.
Ingatlah bahwa tujuan akhir
dari kehidupan kita adalah kembali kepada Tuhan. Sempurna atau tidaknya
seseorang pada akhirnya akan ditentukan oleh penilaian yang Tuhan berikan.
Sedangkan dimata Tuhan, manusia itu sama kecuali nilai takwanya. Artinya,
seberapa patuh dia kepada perintah Tuhannya. Apakah perintah Tuhan itu?
Menghindari perbuatan buruk, dan mengerjakan amal saleh. Jika manusia sudah
mampu memenuhi perintah Tuhan itu, maka dia telah berhasil mencapai kesempurnaan
dirinya.
Kesempurnaan bukan berarti tidak memiliki kelemahan. Namun, dengan mempraktekkan ke-5 hal diatas, saya yakin kita akan bisa mengimbangi kelemahan yang kita miliki dengan keunggulan yang mumpuni. Dengan begitu, kita akan semakin dekat dengan kesempurnaan insani.
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman - 5 Mei 2011
Natural Intelligence Contemplator
www.dadangkadarusman.com
Catatan Kaki:
Kesempurnaan manusia adalah proses, bukan keadaan. Makanya, meskipun manusia itu mahluk sempurna, tapi tidak ada manusia yang sempurna.
Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain.
Kesempurnaan bukan berarti tidak memiliki kelemahan. Namun, dengan mempraktekkan ke-5 hal diatas, saya yakin kita akan bisa mengimbangi kelemahan yang kita miliki dengan keunggulan yang mumpuni. Dengan begitu, kita akan semakin dekat dengan kesempurnaan insani.
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman - 5 Mei 2011
Natural Intelligence Contemplator
www.dadangkadarusman.com
Catatan Kaki:
Kesempurnaan manusia adalah proses, bukan keadaan. Makanya, meskipun manusia itu mahluk sempurna, tapi tidak ada manusia yang sempurna.
Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain.
Follow DK on Twitter
@dangkadarusman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar