Pengunjung yang baik selalu meninggalkan komen yang bermutu, sharing blog ini ke sosial media, dan meletakkan link-nya! Mari budayakan bertukar link dan e-Halo.

Rabu, 16 Juli 2014

Rumah Yang Tidak Pernah Dikunjungi Oleh Kematian

Assalamu'alaikum wr wb

Sekedar berbagi ......................
Semoga bermanfaat ................

Rumah Yang Tidak Pernah Dikunjungi Oleh Kematian

 
 
 
 
Suatu ketika ada seorang janda yang sangat berduka karena anak satu-satunya mati. Bagaimanapun jua setelah kehilangan suami tercita, anak satu2nya itulah jantung kehidupannya. Sembari membawa jenazah anaknya, wanita ini menghadap seorang guru bijak & tabib sakti.
 
Rupanya kedatangannya ini selain untuk mengadu juga untuk meminta ramuan sakti yang bisa menghidupkan kembali anaknya. Tertegun sang guru melihat sang janda mengajukan permintaan mustahil itu. Bagaimanapun ahlinya dia dalam pengobatan, tentu menghidupkan orang mati adalah kemustahilan yang melanggar takdir Tuhan.
 
Sang Guru mengamati bahwa wanita di hadapannya ini tengah tenggelam dalam kesedihan yang sangat mendalam, sangat terpukul karena kehilangan buah hati satu-satunya itu. Bahkan sesekali ia meratap histeris & meracau aneh. Namun memberinya kata-kata tegas juga bukan solusi bijak mengingat kondisi batin sang ibu tengah labil. Maka alih-alih memberinya kata-kata penghiburan atau penjelasan yang dirasa masuk akal, Sang Guru justru berujar:

 “Aku akan menghidupkan kembali anakmu, tapi aku membutuhkan sebutir biji lada hitam.”
 “Itu saja syaratnya?” tanya wanita itu dengan keheranan.
“Oh, ya, biji lada itu harus berasal dari rumah yang anggota penghuninya belum pernah ada yang mati.”
 Maka dengan “semangat 45″, wanita itu langsung beranjak dari tempat itu, hatinya sangat entusias,
“Guru ini memang sakti dan baik sekali, dia akan menghidupkan anakku!”
 
Dia mendatangi sebuah rumah, mengetuk pintunya, dan bertanya:
“Tolonglah saya. Saya sangat membutuhkan satu butir biji lada. Maukah Anda memberikannya?”
“Oh, boleh saja,” jawab tuan rumah.
“Anda baik sekali Tuan, tapi maaf, apakah anggota rumah ini belum pernah ada yang mati?”
“Oh, ada, paman kami meninggal tahun lalu.” Wanita itu segera berpamitan karena dia tahu bahwa ini bukan rumah yang tepat untuk meminta biji lada yang dibutuhkannya.
 
Ia mengetuk rumah-rumah berikutnya, semua penghuni rumah dengan senang hati bersedia memberikan biji lada untuknya, tetapi ternyata tak satu pun rumah yang terhindar dari peristiwa kematian sanak saudaranya.

“ Ayah kami barusan wafat…,”
“ Kakek kami sudah meninggal…,”
" Putra kami kemarin tenggelam,,,"
" Putri kami dibunuh begal jalanan,,,"
“ Ipar kami tewas dalam kecelakaan minggu lalu…,” dan sebagainya.
 
Ke mana pun dia pergi, dari gubuk sampai istana, tak satu tempat pun yang memenuhi syarat tidak pernah kehilangan anggotanya. Dia malah terlibat dalam mendengarkan cerita duka orang lain. Berangsur-angsur dia menyadari bahwa dia tidak sendirian dalam penderitaan ini; tak seorang pun yang terlepas dari penderitaan.

Pada penghujung hari, wanita ini kembali menghadap Sang Guru dalam keadaan batin yang sangat berbeda dengan sebelumnya. Dia mengucap lirih, “Guru, terima kasih, saya akan menguburkan anak saya.” Sang Guru hanya mengangguk seraya tersenyum lembut. "

Bersabarlah saudari, sungguh kita semua akan diuji olehNya, dengan kepapaan, kekurangan, bencana, kehilangan, rasa sakit & kematian"

dari : iNspirasi taQwa

" Kita melihat kebahagiaan itu seperti pelangi, tidak pernah berada di atas kepala kita sendiri, tetapi selalu berada di atas kepala orang lain (Thomas Hardy)"


Selamat bekerja  .........................!!!!!!!!!!!!!!
Tetap Semangat ..........................!!!!!!!!!!!!!!

Wassalam

Sumber : 'Ade Setiawan' via Fungsional
Sumber gambar 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar