Assalamu'alaikum wr wb
Sekedar berbagi ......................
Semoga bermanfaat ................
Rumah Yang Tidak Pernah Dikunjungi Oleh Kematian
Suatu ketika ada seorang janda yang sangat berduka karena anak satu-satunya
mati. Bagaimanapun jua setelah kehilangan suami tercita, anak satu2nya itulah
jantung kehidupannya. Sembari membawa jenazah anaknya, wanita ini menghadap
seorang guru bijak & tabib sakti.
Rupanya kedatangannya ini selain untuk mengadu juga untuk meminta ramuan
sakti yang bisa menghidupkan kembali anaknya. Tertegun sang guru melihat sang
janda mengajukan permintaan mustahil itu. Bagaimanapun ahlinya dia dalam
pengobatan, tentu menghidupkan orang mati adalah kemustahilan yang melanggar
takdir Tuhan.
Sang Guru mengamati bahwa wanita di hadapannya ini tengah tenggelam dalam
kesedihan yang sangat mendalam, sangat terpukul karena kehilangan buah hati
satu-satunya itu. Bahkan sesekali ia meratap histeris & meracau aneh. Namun
memberinya kata-kata tegas juga bukan solusi bijak mengingat kondisi batin sang
ibu tengah labil. Maka alih-alih memberinya kata-kata penghiburan atau
penjelasan yang dirasa masuk akal, Sang Guru justru berujar:
“Aku akan menghidupkan kembali anakmu, tapi aku membutuhkan sebutir
biji lada hitam.”
“Itu saja syaratnya?” tanya wanita itu dengan keheranan.
“Oh, ya, biji lada itu harus berasal dari rumah yang anggota penghuninya
belum pernah ada yang mati.”
Maka dengan “semangat 45″, wanita itu langsung beranjak dari tempat
itu, hatinya sangat entusias,
“Guru ini memang sakti dan baik sekali, dia akan menghidupkan anakku!”
Dia mendatangi sebuah rumah, mengetuk pintunya, dan bertanya:
“Tolonglah saya. Saya sangat membutuhkan satu butir biji lada. Maukah Anda
memberikannya?”
“Oh, boleh saja,” jawab tuan rumah.
“Anda baik sekali Tuan, tapi maaf, apakah anggota rumah ini belum pernah ada
yang mati?”
“Oh, ada, paman kami meninggal tahun lalu.” Wanita itu segera berpamitan
karena dia tahu bahwa ini bukan rumah yang tepat untuk meminta biji lada yang
dibutuhkannya.
Ia mengetuk rumah-rumah berikutnya, semua penghuni rumah dengan senang hati
bersedia memberikan biji lada untuknya, tetapi ternyata tak satu pun rumah yang
terhindar dari peristiwa kematian sanak saudaranya.
“ Ayah kami barusan wafat…,”
“ Kakek kami sudah meninggal…,”
" Putra kami kemarin tenggelam,,,"
" Putri kami dibunuh begal jalanan,,,"
“ Ipar kami tewas dalam kecelakaan minggu lalu…,” dan sebagainya.
Ke mana pun dia pergi, dari gubuk sampai istana, tak satu tempat pun
yang memenuhi syarat tidak pernah kehilangan anggotanya. Dia malah terlibat
dalam mendengarkan cerita duka orang lain. Berangsur-angsur dia menyadari bahwa
dia tidak sendirian dalam penderitaan ini; tak seorang pun yang terlepas dari
penderitaan.
Pada penghujung hari, wanita ini kembali menghadap Sang Guru dalam keadaan
batin yang sangat berbeda dengan sebelumnya. Dia mengucap lirih, “Guru, terima
kasih, saya akan menguburkan anak saya.” Sang Guru hanya mengangguk seraya
tersenyum lembut. "
Bersabarlah saudari, sungguh kita semua akan diuji
olehNya, dengan kepapaan, kekurangan, bencana, kehilangan, rasa sakit &
kematian"
dari : iNspirasi taQwa
" Kita
melihat kebahagiaan itu seperti pelangi, tidak pernah berada di atas kepala
kita sendiri, tetapi selalu berada di atas kepala orang lain (Thomas Hardy)"
Selamat bekerja .........................!!!!! !!!!!!!!!
Tetap Semangat ..........................!!!! !!!!!!!!!!
Sumber : 'Ade Setiawan' via Fungsional
Sumber gambar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar